Rabu 21 Mar 2018 19:15 WIB

Qodari: Pidato Prabowo adalah Pertarungan Wacana

Qodari menilai pidato Prabowo soal Indonesia bubar merupakan pertarungan wacana.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Bayu Hermawan
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari memaparkan hasil survei Capres 2019 di Jakarta, Ahad (3/12).
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari memaparkan hasil survei Capres 2019 di Jakarta, Ahad (3/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Indo Barometer, Muhammad Qodari mengatakan adanya video pidato Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang tersebar di publik merupakan sebuah pertarungan wacana antara kubu pro dan kontra mengenai kondisi Indonesia saat ini. Qodari menyebut audiens yang akan pro dengan kondisi Indonesia yang dipimpin Presiden Joko Widodo itu kemungkinan tak akan terpengaruh dengan apa yang disampaikan Prabowo dalam pidato tersebut.

"Sebaliknya, bila sepakat dengan Prabowo dengan kondisi Indonesia yang ia nilai buruk, maka orang-orang pun akan ikut kepada Prabowo," kata Qodari, Rabu (21/3).

Ia menegaskan seperti yang telah diketahui, saat ini Prabowo termasuk dalam orang yang kontra dengan Pemerintah saat ini. "Sebenarnya pendukung-pendukung Prabowo pada dasarnya adalah orang-orang yang kecenderungannya pesimistis dengan masa depan dan kecewa dengan kondisi sekarang. Ya paling tidak, tidak puas dengan pemerintahan Jokowi-JK," jelasnya.

Qodari menyebut dalam surveinya per hari ini, masih lebih banyak orang yang lebih puas terhadap kondisi Pemerintahan saat ini ketimbang dengan orang yang tak puas. "Sementara yang puas dengan kondisi sekarang itu kan kecenderungannya milih Jokowi. Jadi ya per hari ini yang puas itu lebih banyak dari pada yang tidak puas. Variasinya antar 60 70 persen," tuturnya.

Sehingga, menurutnya, bila orang-orang yang mendengar pidato ini merupakan orang yang pesimistis dengan masa depan Indonesia, maka kemungkinan besar mereka akan percaya dan akan mendukung Prabowo. Namun, sebaliknya, kalau yang mendengarkan adalah orang-orang yang optimistis, maka mereka akan lari dari Prabowo.

Qodari menyebut, tentunya, percaya dan tidak percaya terhadap Prabowo itu bukan hanya dari sebuah pidato. "Masih banyak aspek lain yang perlu dilihat, tak hanya kesenjangan kepemilikan lahan, tapi juga kesehatan, infrastruktur, pendidikan, dan lain-lain," kata Qodari.

(Baca: Istana: Pidato Prabowo Indonesia Bubar 2030 tak Berdasar)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement