Rabu 21 Mar 2018 15:30 WIB

Pemkot Batam Bentuk Tim Selidiki Cacing di Sarden

Hasil investigasi akan dilanjutkan dengan BPOM.

Ikan Lemuru juga biasa digunakan untuk Sarden.
Foto: Google
Ikan Lemuru juga biasa digunakan untuk Sarden.

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, membentuk tim untuk menyelidiki produksi sarden makarel oleh perusahaan di kota itu, yang terdeteksi mengandung cacing pita oleh Badan Pengawasanan Obat dan Makanan.

"Saya minta tim melakukan investigasi, pendalaman terhadap produksi yang bersangkutan terindikasi ada cacingnya," kata Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad di Batam, Rabu (21/3).

Hasil dari investigasi itu akan dilanjutkan dengan BPOM dan Dinas Kesehatan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan kepada manusia yang mengonsumsinya. "Prinsipnya, kalau benar, izin akan ditinjau ulang," kata Amsakar.

Menurut dia, sebenarnya BPOM telah melakukan pengawasan secara rutin terhadap produksi makanan dengan mengambil contoh dari yang diedarkan.Hingga saat ini, belum diketahui, apakah merek sarden yang mengandung cacing pita itu beredar di Batam. Namun, makanan kemasan itu ditemukan beredar Kabupaten Lingga, Kepri.

Di tempat yang sama Kepala Badan Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Atap Kota Batam, Gustian Riau menyatakan akan terus mengevaluasi perizinan yang telah diterbitkan."Kami akan mencabut izin bila tidak sesuai operasional, dalam waktu dua hari ini," kata dia.

Gustian menyatakan akan bekerja sama dengan BPOM untuk menelusuri kasus itu.

Baca juga,  Produk Ikan Sarden Makarel Ini Mengandung Cacing.

 

Dinas Kesehatan Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Lingga mengimbau pedagang menghentikan sementara penjualan ikan sarden kalengan merek "Mackerel Farmerjack", setelah ditemukan cacing pita yang terdapat dalam produk tersebut.

"Untuk sementara kami hentikan sebelum uji laboratorium dari BPOM keluar menyatakan bahwa produk tersebut tidak berbahaya," kata Kepala Dinas Kesehatan P2KB dr Syamsurizal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement