REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta mantan ketua MPR Amien Rais dan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan berdamai. Ia berharap kedua tokoh negara tersebut segera menyelesaikan polemik di antara mereka secara kekeluargaan.
"Kedua-duanya ini adalah sahabat saya. Saya berharap masalah ini bisa diselesaikan dengan baik," kata SBY, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (21/3).
SBY mengatakan, kritik untuk pemerintah merupakan hal yang wajar dan masyarakat diperbolehkan melakukannya asalkan bukan sesuatu yang bersifat fitnah. Sementara itu, ia meminta agar pemerintah tidak cepat marah apabila mendapatkan kritik.
"Itu tak boleh dihalang-halangi. Hak rakyat untuk mengkritik pemerintahnya jika dianggap belum menjalankan tugas dengan benar. Pemerintah tak boleh alergi dengan hal ini," kata SBY menerangkan.
Selama 10 tahun menjabat Presiden RI, kata SBY, dirinya sering mendapat kritikan yang jauh lebih keras dibanding saat ini. Meski begitu, pemerintahannya tak jatuh di tengah jalan. Ia meletakkan jabatan tepat pada waktunya.
"Namun, entah kenapa yang dulu keras mengkritik saya itu malah sekarang lebih banyak diam," ujar Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.
Sebelumnya, Amien Rais melontarkan kritik pada pemerintah yang berkuasa saat ini. Ketua Majelis Kehormatan PAN ini mengatakan ada pembohongan bagi-bagi sertifikat tanah karena ada 74 persen tanah dikuasai kelompok tertentu.
Selanjutnya, Luhut kemudian menanggapi kritikan tersebut dengan mengatakan program sertifikat tanah harus terus berjalan. Ia membantah pernyataan Amien yang menyatakan program tersebut membohongi rakyat.