REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) akan membuka formasi khusus calon pegawai negeri sipil (CPNS) bagi diaspora yang bersedia kembali dan berkiprah di Indonesia. Kendati begitu, hingga saat ini pemerintah belum memutuskan berapa kuota untuk formasi khusus CPNS diaspora tersebut.
"Kuotanya belum kita putuskan. Yang jelas yang pensiunan sebanyak 220 ribu orang. Nah yang kita terapkan minus growth atau zero growth," kata Menpan RB Asman Abnur di Gedung Kemenristekdikti, Jakarta, Selasa (20/3).
Dia mengatakan, saat ini pihaknya masih berunding dengan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) terkait berapa jumlah diaspora yang berpotensi untuk direkrut menjadi PNS. Koordinasi tersebut utamanya membahas tentang kebutuhan dosen dan sumber daya manusia di perguruan tinggi di Indonesia.
Selain itu, kata Asman, formasi khusus tersebut bertujuan untuk menarik atensi anak bangsa yang memiliki prestasi di luar negeri. Menurut dia, biasanya diaspora selalu diperebutkan oleh perusahaan-perusahaan asing di negara mereka berada.
"Nah kalau mereka kita undang untuk jadi PNS kan itu akan perkuat lagi barisan Aparatur Sipil Negara (ASN), dan juga perkuat sistem pendidikan dan pelatihan di perguruan tinggi kita saat ini," kata Asman.
Karena itu, Asman meminta agar Kemenristekdikti segera memperbaharui dan memperbaiki kurikulum yang ada saat ini. Sehingga diharapkan, kurikulum tersebut akan sesuai dengan perkembangan teknologi dan keilmuan para diaspora yang bersedia kembali ke Indonesia.
"Kita harus perbaiki kurikulumnya. Saya mohon dukungan nanti dari Kemenristekdikti dalam mendesain kurikulum itu," kata Asman.
Diaspora merupakan orang-orang Indonesia yang menetap dan berkarir di luar negeri. Diaspora Indonesia bekerja di berbagai sektor, seperti sektor bisnis, pendidikan, hingga riset dan keilmuan.