Selasa 20 Mar 2018 07:53 WIB

Ridwan Kamil Buatkan Sketsa Gapura untuk Desa Jatipura

Tradisi dan kearifan lokal perlu terus dilestarikan

Kandidat Gubernur Jabar Ridwan Kamil disambut dengan tradisi botram di Majalengka, Senin (19/3).
Kandidat Gubernur Jabar Ridwan Kamil disambut dengan tradisi botram di Majalengka, Senin (19/3).

REPUBLIKA.CO.ID,MAJALENGKA-- Kandidat Ridwan Kamil membuatkan sketsa gapura atau gerbang masuk ke Desa Jatipura Kelurahan Wates, Majalengka saat berkunjung ke desa tersebut, Senin, (19/3). Sketsa dibuat setelah Kang Emil mengelilingi kampung yang melestarikan tradisi lokal, seperti menanam sayuran di halaman rumah dan tradisi botram. Sketsa gapura yang dipersembahkan oleh Kang Emil bergambar huruf W, yang bermakna Wates.  "Kalau sudah jadi, maka gapura itu akan menjadi keunikan desa ini," kata dia. Setelah melihat gambar tersebut, bapak- bapak warga desa itu bahu membahu membuat gapura sesuai dengan sketsa yang digambar oleh Kang Emil.

Sebelum sketsa dibuat, Kang Emil berkeliling di desa itu untuk melihat sejauh mana  potensi yang bisa ditonjolkan di desa itu. Dia sangat takjub bahwa desa itu secara mandiri bisa membuat pupuk sendiri, menghasilkan bibit dan produk organik yang berkualitas. "ni contoh sebuah desa yang melebihi ekspetasi jauh ke depan, memiliki pemikiran kemodernan,memadukan tradisi agriculture dengan kearifan lokal,"  kata Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil.

photo
Kang Emil bercengkerama dengan salah seorang warga di Majalengka, Senin (19/3)

Menurut dia, dengan kearifan lokalnya, warga desa Jatipura memanfaatkan halaman rumah menjadi ruang sosial, seperti bergotong royong  membuat pupuk sendiri hingga membuat bibit sendiri. "Kalau semua desa seperti ini membangun agriculture sendiri seperti ini dapat menjadikan desa itu  mendiri secara ekonomi," kata dia dalam rilis. Dengan keunikan dan kekhasannya, lanjut Kang Emil,  maka desa seperti ini dapat dijadikan desa wisata. Akan banyak orang datang untuk melihat kreativitas di desa tersebut. "Di sini orang dapat melihat keorisinalitas sebuah desa, mandiri, memanfaatkan lahan dengan baik, dan tradisi botram dalam menyambut tamu," papar Kang Emil.  

Menurut Kang Emil, tradisi botram orang Sunda menunjukan kebersamaan. "Tradisi lokal seperti botram bisa jadi salah satu paket wisata. Misalnya, setiap jam 1 ada tradisi liwet sehingga turis bisa datang ke sini menikmati hidangan khas  masyarakat sini," ujarnya. Tradisi lainnya yaitu  tradisi bambu, dengan memanfaatkan bambu untuk kepentingan rumah tangga, seperti membuat saung dan furniture. "Kalau bisa dikembangkan lagi barang-barang yang dihasikkan dari bambu, misalnya gantungan bambu, piring dan gelas dari bambu," ujar Kang Emil.

"Kami berterima kasih, Pak Ridwan Kamil datang ke sini memberikan sketsa gapura sehingga kami bisa membuat gapura lebih baik, " kata Ihin Solihin, warga setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement