Senin 19 Mar 2018 19:52 WIB

UMM Siap Kenalkan Pariwisata Indonesia ke Mancanegara

Ini merupakan bagian dari KKN UMM melalui program AIESEC UMM.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Universitas Muhammadiyah Malang
Universitas Muhammadiyah Malang

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) siap mengenalkan budaya dan pariwisata Indonesia ke mancanegara. Hal ini dilakukan melalui program dari Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales (AIESEC) UMM yakni Global Volunteer.

Global Volunteer merupakan program tahunan AIESEC UMM yang bertujuan untuk menggalakan kegiatan sosial di luar negeri. Kini Global Volunteer yang diselenggarakan oleh AIESEC UMM dapat diekuavalensikan menjadi KKN Internasional.

Wakil Direktur II Bidang Pengabdian Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) UMM, Masduki, memaparkan hal ini bagian bentuk apresiasi universitas terhadap mahasiswa yang berkegiatan di luar negeri. Dalam hal ini bagi mereka yang berkecimpung pada aspek sosial dan pengabdian masyarakat. Selain itu, program ini memberikan pilihan terhadap mahasiswa dalam menjalankan perkuliahan terutama untuk pelaksanaan KKN.

Selain seleksi yang ketat, ada beberapa misi yang harus dibawa mahasiswa peserta KKN Internasional, yakni memperkenalkan budaya, pariwisata dan tentunya UMM di dunia Internasional, jelas Masduki melalui keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Senin (19/3).

Pelaksanaan KKN Internasional UMM terbuka untuk mahasiswa dari berbagai program studi. Serupa dengan KKN di Indonesia, program ini juga dilaksanakan selama satu bulan. Untuk dapat menjadi peserta KKN International, tidak ada kuota spesifik yang ditentukan mengingat harus menjalani audisi terlebih dahulu.

Vice President Outgoing Global Volunteer AIESEC UMM, Ika Risna, menambahkan, peserta KKN Internasional akan disebar ke Thailand. Mereka dituntut untuk menyelenggarakan kegiatan sosial di kota tujuan masing-masing.

"Untuk jumlah kelompok di setiap kotanyanya tidak akan sama karena setiap kota memiliki masalah sosial budaya yang berbeda-beda. Dan setiap masalah membutuhkan solusi yang berbeda agar tepat sasaran dan efisien, ujar Ika.

Mengenai penetapan Thailand sebagai lokasi KKN, Ika mengaku telah mempertimbangkan hal tersebut dengan matang. Salah satunya karena biaya hidup di Thailand relatif lebih murah dibanding dengan negara-negara lain di Asia. Di samping itu, terdapat sebuah proyek tentang pendidikan yang dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa UMM.

Menurut Ika, peserta KKN Internasional UMM akan melaksanakan proyek tentang Quality Education SDGs 4. Proyek dengan nama Sawasdee ini dianggap bagus diterapkan.

Selain Thailand, Ika mengaku pihaknya tidak menutup kemungkinan jika nantinya ada peserta yang memilih negara lain untuk KKN. Beberapa di antaranya seperti Turki, Ukraina atau Polandia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement