Senin 19 Mar 2018 11:25 WIB

PDIP tak Kenal Dikotomi Nasionalis-Agamis

PDIP terbuka bagi semua kalangan, termasuk ketika menentukan calon pendamping Jokowi.

Rep: Adinda Pryanka / Red: Ratna Puspita
Masinton Pasaribu.
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Masinton Pasaribu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu mengatakan partainya tidak pernah membuat dikotomi antara nasionalis dan agamis, militer dan sipil, atau Jawa dan non-Jawa ketika mengusung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Dia memastikan PDIP terbuka bagi semua kalangan, termasuk ketika menentukan calon pendamping Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. 

PDIP juga membuka diri pada semua nama yang kerap disebut masuk dalam bursa cawapres Jokowi, termasuk tokoh Muhammadiyah Din Syamsudin, Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama Said Aqil Siroj, dan politikus PDIP Puan Maharani. "Semuanya adalah elemen kebangsaan, di mana kami terbuka untuk mereka," ujarnya ketika dihubungi Republika, Senin (19/3). 

Masinton mengatakan, poin paling penting bagi siapa pun yang kelak menjadi pasangan Jokowi, yakni memiliki satu visi dengan PDIP. Visi tersebut, dia menyebutkan, memprioritaskan penegakan prinsip Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika serta memperkuat kebangsaan. 

Baca Juga: Pengamat: Prabowo atau Jokowi Butuh Cawapres Berbasis Islam

Pada kesempatan tersebut, Masinton mengatakan, PDIP mengapresiasi atas banyaknya kriteria dan nama yang dicalonkan untuk mendampingi Jokowi dalam Pilpres 2019. Kendati demikian, PDIP masih harus melakukan kajian dan pertimbangan matang sebelum membuat keputusan akhir. 

Saat ini, Masinton mengakui, PDIP masih terus melakukan survei dan studi untuk menentukan kriteria calon wakil presiden yang mendampingi Jokowi nanti. "Baik itu dari sisi elektabilitas dan bisa saling bekerja sama. Kami sedang kaji itu," ucap anggota komisi III DPR itu.

PDIP sudah memastikan mengusung Jokowi untuk periode kedua 2019 sampai 2024. Pada periode pertama, atau Pemilu 2014, Jokowi yang bersuku Jawa berpasangan dengan Jusuf Kalla yang berasal dari Makassar meraih kemenangan dengan persentase 53,15 persen suara. 

Baca juga: PDIP Mulai Sortir Nama Cawapres Jokowi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement