Senin 19 Mar 2018 07:42 WIB

PDIP Mulai Sortir Nama Cawapres Jokowi

PDIP butuh waktu dan masa uji untuk membuat daftar prioritas cawapres Jokowi.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ratna Puspita
Anggota Baleg DPR RI Hendrawan Supratikno(kiri) saat menjadi pembicara dalam diskusi Dialog Kenegaraan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (1/3).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Anggota Baleg DPR RI Hendrawan Supratikno(kiri) saat menjadi pembicara dalam diskusi Dialog Kenegaraan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDI Perjuangan mengakui nama-nama calon wakil presiden (cawapres) Joko Widodo (Jokowi) saat ini sudah dalam penyortiran untuk menentukan mana yang layak dan tidak layak. Namun, PDIP butuh waktu dan masa uji untuk mengurangi daftar nama tersebut sehingga menjadi daftar prioritas.

"Ada nama-nama (cawapres) yang dalam long list, ada yang sudah masuk short list. Namun, untuk masuk ke priority list, butuh waktu dan masa uji," kata Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno melalui pesan singkat kepada wartawan sesaat sebelum perjalanan ke Washington, Amerika Serikat, Ahad (18/3) malam.

Dia mengatakan, daftar nama yang disodorkan sebagai cawapres tersebut berisi tokoh-tokoh dengan berbagai latar belakang, baik dari partai koalisi pendukung maupun di luar tokoh partai. Dia juga memastikan, dalam short list,  ada nama dari internal kader PDIP. 

Hendrawan enggan menyebutkan tokoh yang masuk dalam daftar nama tersebut. PDIP juga tidak terburu-buru menentukan nama cawapres. 

Menurut Hendrawan, penyebutan nama cawapres sekarang ini hanya akan menjadi spekulasi yang membebani. Sebab, dia menjelaskan, konfigurasi nama cawapres yang akan mendampingi Jokowi tergantung berapa pasangan calon yang akan maju nanti pada pemilihan presiden (pilpres) 2019. Karena itu, dia menambahkan, semua kemungkinan cawapres harus tetap dipelihara dan dipupuk dengan harapan. 

Hendrawan juga merespons pernyataan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Ia beranggapan itu bukan pernyataan ancaman, melainkan sekadar pamer kalkulasi dan wajar dalam teori psikologi politik. 

Kendati demikian, dia berpesan kepada semua tokoh yang ingin berpasangan dengan Jokowi untuk berkontestasi dengan baik. "Jangan diintimidasi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement