Sabtu 17 Mar 2018 00:45 WIB

Earth Hour 2018 akan Digelar 24 Maret

Ini merupakan gelaran Earth Hour ke-10 di Indonesia dan ke-8 di DIY.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani
Konferensi pers Earth Hour 2018 di Bilik Kayu Yogyakarta, Jum'at (16/3)
Foto: Wahyu Suryana / Republika
Konferensi pers Earth Hour 2018 di Bilik Kayu Yogyakarta, Jum'at (16/3)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kampanye gaya hidup hemat energi, Earth Hour, kembali akan digelar pada 24 Maret 2018 mendatang. Aksi mematikan lampu dan alat elektronik yang sedang tidak terpakai selama satu jam itu akan dilaksanakan pada 20.30 sampai 21.30 waktu setempat.

Ini merupakan gelaran Earth Hour kesepuluh di Indonesia dan kedelapan di DIY. Pelaksanaan yang mengambil waktu pada akhir Maret dikarenakan saat itu beberapa negara-negara dunia sedang mengalami transisi dari musim semi ke musim gugur.

Cuaca itu dinilai paling netral dan kondusif karena tidak perlu menggunakan pendingin atau pemanas ruangan, sehingga bisa berpartisipasi. Waktu yang dipilih pada 20.30-21.30 dirasa tepat karena merupakan waktu senggang saat peralatan listrik tidak terlalu dibutuhkan.

Koordinator Earth Hour 2018, Livinus Gunawan mengatakan, ada lima tujuan yang coba dicapai seperti meningkatkan kesadaran meminimalisir penggunaan energi, khususnya listrik di dalam kehidupan sehari-hari. Menjaring sebanyak-banyaknya elemen untuk ikut mematikan lampu jadi tujuan selanjutnya.

"Sebagai simbol kontribusi mereka terhadap perubahan iklim," kata Livinus, Jum'at (16/3).

Ketiga, menjaring partisipasi korporasi untuk mengomunikasikan Earth Hour, untuk komitmen mematikan lampunya dan melakukan perubahan kebijakan dalam penggunaan energi. Terakhir, tentu agar terbentuk kegiatan komunitas hijau masyarakat dari kota-kota yang ada di Indonesia.

Koordinator Earth Hour DIY, Andika Faizal menuturkan, belakangan semakin banyak masyarakat yang menjadi bagian dari perubahan melalui Earth Hour ini. Tahun ini, secara seremonial Earth Hour akan dihelat di Nol Kilometer.

Tahun ini, tema yang diusung merpakan Harmoni Hijau dengan slogan Bersinergi dalam Aksi. Selain itu, pelaksanaan Earth Hour tahun ini menggunakan simbol baru yaitu Connected to Earth, berbentuk seperti sambungan wifi berlatar bumi.

"Switch Off Earth Hour Jogja 2018 berkolaborasi dengan 30 komunitas, baik komunitas lingkungan pendidikan, sosial, budaya dan lain-lain," ujar Andika.

Selain itu, Earth Hour telah mendapatkan dukungan Gubernur DIY, Wali Kota Yogyakarta, Bupati Gunung Kidul, Bupati Kulon Progo dan Bupati Sleman. Sejumlah perguruan tinggi seperti UAD, UII, UKDW dan lain-lain akan pula berpartisipasi.

Seremonial akan dimeriahkan The Rain, Tatjana Saphira, Rizky Nasar, Hivi dan Rondweasley. Sejumlah korporasi turut mendukung dan setidaknya 35 titik di DIY akan ikut memadamkan lampu pada 24 Maret 2018 pukul 20.30-21.30 mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement