Jumat 16 Mar 2018 14:10 WIB

Anies: 40 Gedung Tinggi Telah Diperiksa Tim Pengawas

Pengambilan air tanah secara berlebihan juga merusak lingkungan

Rep: Sri Handayani/ Red: Bilal Ramadhan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) didampingi Tim Pengawasan Terpadu Sumur Resapan Instalasi Pengelolaan Air Limbah dan Air Tanah saat melakukan sidak di Hotel Sari Pan Pacific, Thamrin, Jakarta, Senin (12/3).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) didampingi Tim Pengawasan Terpadu Sumur Resapan Instalasi Pengelolaan Air Limbah dan Air Tanah saat melakukan sidak di Hotel Sari Pan Pacific, Thamrin, Jakarta, Senin (12/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan memimpin apel tim pengawas terpadu pengawasan sumur resapan, penggunaan air tanah, dan pengelolaan air limbah di Intiland Tower, Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (16/3). Menurut data yang dilaporkan Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan (Citata) Benny Agus Chandra, sebanyak 40 gedung telah diperiksa selama empat hari sejak kegiatan ini dimulai pada 12 Maret.

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan kegiatan pengawasan ini sangat penting, strategis, dan urgen. Tak hanya bertujuan untuk mencari dan menemukan pelanggaran, pengawasan yang dilakukan juga diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat dalam menggunakan dan mengelola air.

Perilaku dalam mengelola air terkait dengan sumber air, pemanfaatan air dan pengelolaan residu atau limbah. Tim pengawas turun ke lapangan melakukan pemeriksaan, melakukan pengawasan, dan tujuan kita bukan sekedar mencari siapa yang salah, siapa yang benar.

"Tujuan akhir dari tim pengawasan ini adalah perubahan perilaku warga Jakarta," kata Anies dalam sambutan, Jumat (16/3).

Anies mengatakan pengambilan air tanah secara berlebihan tak hanya berarti pelanggaran regulasi, namun juga perusakan lingkungan hidup. Berdasarkan catatan Pusat Hidrografi dan Oseanografi, penurunan muka tanah di Jakarta mencapai 7 sentimeter per tahun.

Di beberapa wilayah di pesisir utara, penurunan itu mencapai 20 sentimeter per tahun. Ia menduga angka itu bervariasi di lokasi-lokasi lain. Penurunan muka tanah, kata Anies, tak bisa semata-mata dipandang sebagai fenomena alam.

Ini merupakan hasil perbuatan manusia yang tinggal di Ibu Kota. Oleh karena itu, Pemprov bertugas untuk memperbaiki. Anies mengatakan, ada lima tim dengan masing-masing 10 personel yang diterjunkan ke lapangan.

Ia ingin tim pengawas memastikan bahwa semua temuan di lapangan diperiksa dengan detail. Tidak boleh ada kompromi, sebab hal itu akan menyebabkan terjadinya penyimpangan.

"Karena salah satu masalah yang muncul adalah ketika penyimpangan, ketidaksesuaian, ditoleransi. Saat kita membiarkan itu sama dengan mengizinkan," kata dia.

Saat ini pengawasan baru dilakukan pada gedung-gedung di sekitar jalan protokol, yakni Jalan Sudirman-MH Thamrin. Anies mengatakan hal yang sama juga akan dilakukan di semua gedung dan bangunan, termasuk permukiman penduduk. Ia berharap warga DKI bisa berpartisipasi dalam proses pengawasan ini.

"Di awal, tim masih seluruhnya dari unsur pemerintah, ke depan kita ingin warga terlibat langsung di dalam memonitor, mengawasi penggunaan air," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement