REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bencana pergerakan tanah melanda areal persawahan di Desa Bojongsari, Kecamatan Jampang Kulon, Kabupaten Sukabumi. Peristiwa tersebut kini tengah ditelusuri penyebabnya oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi.
"Informasi yang diperoleh menyebutkan, luasan areal pertanian yang terdampak mencapai sekitar lima hektare di Kampun Puncakheas, Desa Bojongsari. Kejadian pergerakan tanah di Jampang Kulon ini sudah ditangani petugas BPBD dan kecamatan," terang Kepala Seksi Kedaruratan, BPBD Kabupaten Sukabumi, Eka Widiaman kepada wartawan, Rabu (13/3).
Terutama lanjut dia untuk mengetahui penyebab pasti dari pergerakan tanah tersebut. Pasalnya dalam sepekan terakhir ini di kawasan tersebut tidak turun hujan dalam intensitas tinggi. Pengkajian ini kata dia dengan menunggu kajian teknis dari Badan Meteorologi, Klimatologi (BMKG).
Menurut Eka, hasil kajian dari BMKG akan menjadi bahan bagi pemerintah daerah dalam menangani bencana tersebut. Sehingga kata dia penanganan yang cepat akan mencegah kerugian materiil maupun korban jiwa akibat bencana.
Eka mengungkapkan, dari hasil pemantauan di lapangan belum ada rumah warga yang terancam akibat pergerakan tanah. Dari laporan sementata sambun dia hanya lahan persawahan milik warga dan akses jalan ke Puncakheas yang terancam pergerakan tanah.
Dari data BPBD Kabupaten Sukabumi memetakan sebagian besar wilayah Sukabumi termasuk dalam daerah rawan bencana seperti pergerakan tanah dan longsor. Hal ini disebabkan kontur wilayah Sukabumi yang berbukit dan rawan terjadi bencana terutama ketika memasuki musim penghujan.