REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung menetapkan status tanggap darurat bencana dari 15 hingga 21 Maret 2018. Sebelumnya, sejak November 2017 lalu hingga Maret awal sudah ditetapkan status siaga bencana di Kabupaten Bandung.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, Akhmad Djohara mengungkapkan curah hujan di wilayah Bandung Raya relatif masih tinggi khususnya di Kabupaten Bandung hingga Maret. Kondisi itu membuat pihaknya menetapkan status tanggap darurat bencana.
"Kami tingkatkan status menjadi tanggap darurat bencana. Berdasarkan BMKG, curah hujan di Kabupaten Bandung masih tinggi hingga akhir Maret," ujarnya kepada wartawan di Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu (14/3).
Ia menambahkan, peningkatan status dilatarbelakangi juga oleh banyaknya warga korban bencana banjir yang mencapai 113.000 jiwa. Selain itu, terdapat 2.225 warga yang masih mengungsi di 22 titik pengungsian baik di Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang.
"Mereka (pengungsi) membutuhkan makanan siap saji. Sebab dengan kondisi seperti ini tidak mungkin masak di tempat pengungsian," ungkapnya.
Dirinya mengakui jika banjir di Kabupaten Bandung kali ini lebih parah. Sebab terdapat 18 kecamatan yang terdampak banjir dari yang hanya biasanya lima kecamatan. Belum lagi bencana longsor yang sejak awal tahun sudah mencapai 21 kejadian.
"Daerah-daerah yang selama ini tidak terkena banjir ternyata tahun ini juga tergenang banjir, seperti Kecamatan Ibun dan Paseh," katanya. Katanya, kondisi di Ibun pun mengkhawatirkan karena sudah terkena longsor di lima titik. Termasuk Majalaya.
Akhmad Johara msngatakan dengan penetapan status tanggap darurat diharapkan pemerintah bisa lebih banyak membantu korban banjir. Seperti menyediakan dapur umum. Katanya, BPBD bersama Dinas Sosial dan instansi terkait lainnya akan mendirikan dua dapur umum di Baleendah dan Bojongsoang serta melayani korban banjir di Kecamatan Dayeuhkolot.
"Anggaran belanja untuk tanggap darurat berasal dari pos tak terduga APBD Kabupaten Bandung," katanya. Sementara itu, petugas yang dilibatkan sebanyak 150 orang baik dari BPBD, Dinsos, Kecamatan, Polisi/TNI, PMI, Dinkes, PDAM, maupun instansi terkait lainnya.
Menurutnya, masa tanggap darurat bisa diperpanjang jika kondisi bencana di Kabupaten Bandung semakin parah. Selain itu, korban banjir mendapat bantuan.