REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jendral Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Rosarita Niken Widiastuti mengatakan hoaks atau berita bohong harus cepat diklarifikasi. Langkah itu agar tidak telanjur dipercaya oleh masyarakat.
"Kami di pemerintah bekerja 24 jam per hari karena hoaks ini kalau tidak cepat-cepat diklarifikasi akan dianggap sebuah kebenaran," ujar dia di Jakarta, Selasa (13/3).
Menurut Niken, hoaks tidak akan bisa dihilangkan sama sekali dengan cara apa pun, melainkan hanya dapat dikurangi. Dia menambahkan meski kebebasan berpendapat memang dijamin, tetapi terdapat batasan sesuai hati nurani untuk tidak membuat kabar bohong dan provokasi.
Sementara pemblokiran tidak dapat menyelesaikan masalah yang ditimbulkan dari hoaks yang menyebar tak terbatas melalui media sosial. "Memblokir itu seperti orang sakit diberi obat, sekarang sembuh tapi bisa sakit kambuh lagi. Jadi yang penting literasi digital," ucap dia.
Untuk melakukan literasi digital, Kemkominfo tidak sendirian, melainkan menggandeng tokoh agama, perguruan tinggi serta lembaga masyarakat. Niken menuturkan, hampir semua lini masyarakat menyadari hoaks bahaya sekali karena dapat mengubah cara berpikir seseorang serta mengubah opini orang sehingga semua sadar harus bekerja sama.
Sejauh ini, Kemkominfo sudah memblokir hampir 800 ribu konten penipuan, hoaks, judi, perundungan dan pornografi.