Senin 12 Mar 2018 16:32 WIB

Pengamat: Gerindra Belum Punya Pengganti Prabowo di Pilpres

Elektabilitas dan popularitas Prabowo masih tinggi meski di bawah Jokowi.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mendatangi kantor DPP PKS untuk melakukan pertemuan dengan Partai PAN dan PKS, Jakarta, Ahad (24/12).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mendatangi kantor DPP PKS untuk melakukan pertemuan dengan Partai PAN dan PKS, Jakarta, Ahad (24/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik, Said Salahudin mengatakan pihaknya belum menemukan figur yang pas untuk menggantikan Prabowo Subianto bila memang nantinya Prabowo tidak mencalonkan diri menjadi presiden di Pilpres 2019 mendatang. Sebab, sampai saat ini elektabilitas dan popularitas Prabowo masih tinggi walaupun masih di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Saya belum melihat ada tokoh lain yang akan digantikan oleh Gerindra dari sosok Pak Prabowo. Saya belum melihat Gerindra akan menyorong sosok lain," kata Said, kepada Republika.co.id, Senin (12/3). Prabowo, kata dia sampai saat ini masih dikenal oleh publik.

"Karena pada 2014 itu, walaupun sudah lima tahun yang lalu, tapi nama Pak Prabowo itu masih melekat di masyarakat. Apalagi di tengah para pendukungnya yang itu bisa lintas partai," tuturnya. Sehingga, menurutnya, Partai Gerindra masih akan tetap konsisten mengusung Prabowo dalam pergelaran Pilpres pada 2019 mendatang.

Walaupun beberapa waktu terakhir, kata dia, Prabowo sempat melakukan pertemuan dengan beberapa tokoh, ia menilai masih belum ada sosok alternatif yang dapat menggantikan Prabowo. "Sebut saja misalnya, pertemuan dengan Pak Gatot Nurmantyo mantan Panglima TNI. Itu tidak bisa kita simpulkan secara terburu-buru sebagai suatu gagasan gerindra mengusung Pak Gatot," kata dia.

Ia juga menuturkan, Partai Gerindra masih akan tetap mengusung Prabowo karena perolehan suaranya tak terlalu jauh dengan Jokowi pada Pemili 2014 lalu. Sehingga menurutnya, peluang untuk bisa mengalahkan rivalnya yakni Jokowi pada Pilpres 2019 berikutnya dinilainya bisa saja lebih terbuka.

Namun, penggantian usungan Prabowo ini dia nilai sangat bergantung dengan jadi atau tidaknya poros ketiga. Ia menyebut bila nanti dalam Pilpres 2019 ada sebanyak tiga kandidat, Partai Gerindra harus benar-benar menghitung kendala-kendalanya. "Termasuk logistiknya seperti persiapan anggaran, dan lain-lain," ujarnya.

Baca: Gerindra Jakarta Deklarasikan Prabowo Capres 2019.

Oleh sebab itu, lanjutnya, maka Partai Gerindra harus mencari tokoh-tokoh yang memang bisa menjadi alternatif selain Prabowo. Hal itu ditujukan agar Pilpres 2019 bisa dilakukan satu putaran saja. "Karena kalau dua putaran ya mungkin akan diasumsikan mending Pak Prabowo aja sekalian," kata Said.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement