Senin 12 Mar 2018 15:15 WIB

Akankah Jokowi Bersekutu dengan Partai Demokrat?

Sinyal Jokowi bakal berduet dengan AHY di pilpres menguat pada Rapimnas Demokrat 2018

Presiden RI Joko Widodo memberikan sambutan dalam  pembukaan  Rapimnas Partai Demokrat di Sentul Internasional Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3).
Foto:

Sebelumnya, SBY dan Presiden Jokowi saling mengirimkan sinyal pada malam pembukaan Rapimnas Partai Demokrat 2018. Dalam pidatonya, SBY mengisyaratkan dua kemungkinan bagi Demokrat dalam menghadapi Pemilu 2019. Dua isyarat tersebut adalah mengusung calon sendiri di pemilihan presiden 2019 atau bergabung ke koalisi pemerintah bersama Jokowi.

SBY mengungkapkan, Demokrat telah mengambil pelajaran dari penurunan perolehan suara pada Pemilu 2014. Dua pelajaran penting dari kekalahan Demokrat tersebut yaitu, pertama, kader Demokrat yang banyak tersangkut kasus korupsi, dan kedua, Demokrat pada Pemilu 2014 tidak mengusung capres.

Dari dua pelajaran tersebut, SBY mengatakan, Demokrat telah memperbaiki diri menjelang 2019. Menurut SBY, saat ini sangat sedikit kader Demokrat yang terseret kasus korupsi. Itu merupakan hasil dari upaya Demokrat memperbaiki kader yang menjadi pejabat publik, baik di pusat maupun di daerah.

photo
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang yudhoyono (SBY) bersiap memberikan sambutan dalam acara pembukaan Rapimnas Partai Demokrat di memenuhi Sentul Internasional Convention Center (SICc), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3).

Perbaikan kedua, Demokrat pada 2019 mendatang akan mengusung atau mendukung calon presiden. "Insya Allah, dalam pilpres 2019, Demokrat akan mengusung pasangan capres dan cawapres yang paling tepat bagi Partai Demokrat," ungkap SBY saat sambutan pembukaan Rapimnas Demokrat.

Namun, SBY juga memberikan sinyal tidak menutup kemungkinan Demokrat akan bergabung dengan koalisi partai pendukung Jokowi bila terdapat platform dan kesamaan visi antarpartai. "Jika Allah menghendaki, sangat bisa Partai Demokrat berjuang bersama Bapak Jokowi," kata SBY.

Menurut SBY, perjuangan bersama ini, apa pun namanya, apakah koalisi atau aliansi, akan berhasil dan menang jika memiliki kerangka kebersamaan yang tepat. Kemudian, visi-misi untuk Indonesia juga sama. Jika demikian, SBY mengatakan, tentu Demokrat akan siap bersama-sama mendukung agenda bersama.

"Sebuah koalisi haruslah solid dan kuat, dan paling penting partai koalisi harus saling percaya dan mutual respect, ini sangat penting. Koalisi adalah masalah hati agar bersedia berkoalisi antara satu sama lain," ujarnya.

Presiden keenam RI tersebut juga berharap Presiden Joko Widodo menuntaskan tugas hingga akhir masa bakti 2019 mendatang. Tak hanya itu, SBY berharap Jokowi juga sukses dalam Pemilu 2019.

Presiden Jokowi dalam sambutannya menegaskan, ia juga adalah seorang demokrat. Seorang demokrat, menurut Jokowi, bisa mendengarkan suara dan pendapat orang lain. Bisa menghargai perbedaan-perbedaan tanpa menjadikannya sebagai sumber permusuhan. "Kalau saya seorang demokrat, kalau Pak SBY tambah satu, ketua Partai Demokrat," ucap Jokowi.

Dalam sambutannya, Jokowi juga menyinggung bagaimana agar demokrasi lebih bisa dirasakan oleh rakyat. "Demokrasi yang melahirkan pemimpin dengan watak keberpihakan memakmurkan rakyat dan keadilan sosial," kata Jokowi.

Politikus senior Demokrat Andi Alifian Mallarangeng menekankan, partainya adalah partai tengah yang dapat berkoalisi dengan partai mana pun. Ia juga mengatakan, pemilihan presiden 2019 idealnya diisi oleh tiga poros partai koalisi dalam mengusung calon presiden.

"Sekarang ini situasinya kita mencoba melihat berbagai kesempatan-kesempatan koalisi. Partai Demokrat adalah partai tengah yang bisa berkoalisi dengan siapa saja," kata Andi di sela-sela Rapimnas Partai Demokrat 2018, Ahad (11/3).

Kendati demikian, lanjut Andi, tentu ada syarat yang harus dipenuhi bagi partai yang ingin berkoalisi dengan partainya itu. Di antaranya, harus memiliki kerangka yang tepat, saling menghargai dan memercayai, serta platform dari koalisi yang harus dibicarakan bersama-sama.

"Kita lihat saja nanti bagaimana. Sekali lagi, kita masih jauh. Masih ada beberapa bulan untuk pencalonan calon presiden dan wakil presiden," tuturnya.

Andi memastikan, SBY sudah mengatakan Partai Demokrat akan mengusung capres dan cawapres. Soal siapa yang diusung, Andi mengakui, partainya belum menentukan. "Kita masih membuka kemungkinan-kemungkinan yang ada," katanya menambahkan.

photo
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berjabat tangan dengan Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) disaksikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat 2018 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3).

Andi menyebutkan, putra dari SBY, AHY, telah bertemu dengan Joko Widodo dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Menurut dia, AHY juga sedang mencari waktu yang tepat untuk bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan ketua umum partai lainnya.

Ia menambahkan, idealnya dalam pilpres 2019 mendatang ada tiga poros koalisi partai. Partai Demokrat saat ini hanya memiliki 10 persen kursi di DPR. Untuk memenuhi ambang batas pencalonan presiden, Partai Demokrat harus berkoalisi untuk menembus angka 20 persen.

"Kalau kita punya 20 persen, kita langsung usung capres sekarang juga. Langsung sendirian. Tapi kan realitasnya kita cuma punya 10 persen. Oleh karena itu, kita harus bekerja sama dengan partai lain," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement