Senin 12 Mar 2018 01:16 WIB

Warrior FCTC Dukung Banjarmasin Jadi Kota Layak Anak

Banjarmasin yang masih memerlukan tiga tahap untuk menjadi kota layak anak.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ratna Puspita
Aktivis Framework Convention on Tobacco Control atau Warrior FCTC mendukung Banjarmasin menjadi kota layak anak tanpa iklan rokok. Kampanye pesan itu disuarakan melalui pementasan Wayang FCTC di Taman Kamboja, Banjarmasin, Ahad (11/3).
Foto: Istimewa
Aktivis Framework Convention on Tobacco Control atau Warrior FCTC mendukung Banjarmasin menjadi kota layak anak tanpa iklan rokok. Kampanye pesan itu disuarakan melalui pementasan Wayang FCTC di Taman Kamboja, Banjarmasin, Ahad (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Para aktivis Framework Convention on Tobacco Control atau Warrior FCTC mendukung Banjarmasin menjadi kota layak anak tanpa iklan rokok. Kampanye pesan itu disuarakan melalui pementasan Wayang FCTC di Taman Kamboja, Banjarmasin, Ahad (11/3).

Pentas Wayang FCTC adalah bagian penting dalam rangkaian Estafet ke-15 Petualangan FCTC Warrior yang dimulai di Banjarmasin awal Maret. Melalui pentas wayang, dalang menyampaikan pesan kepada generasi muda untuk menolak menjadi target pemasaran industri rokok.

"Dengan menyuarakan pesan menolak rokok, kami mendukung pemerintah untuk melindungi anak Indonesia dari dampak konsumsi rokok dan paparan iklan rokok," kata perwakilan Warrior FCTC Banjarmasin, Gading Fajar Ramadhan, lewat rilis pers yang diterima Republika, Ahad (11/3).

Dalam penyelenggaraannya, pementasan wayang berkolaborasi dengan organisasi anak binaan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA), Forum Anak Kota Banjarmasin. Terlibat pula organisasi pemuda Youth Generation of Tobacco Control (YGTC).

Selain pentas wayang, acara juga dimeriahkan rangkaian kegiatan lain. Ada pembacaan Deklarasi 10M berupa dukungan anak muda untuk Indonesia aksesi FCTC, konsultasi efektif berhenti merokok, beragam permainan, dan pengumpulan identitas untuk mendukung Indonesia aksesi FCTC.

Ketua Forum Anak Kota Banjarmasin, Muhammad Fahmy Rheza, menyebut kolaborasi tersebut sejalan dengan komitmen organisasinya. Namun, Banjarmasin yang baru meraih predikat pratama masih memerlukan tiga tahap lagi, yakni Madya, Nindya dan Utama, untuk menjadi Kota Layak Anak (KLA).

Ia mengatakan, masih banyak iklan rokok di sekitar lokasi anak muda berkegiatan seperti jalan raya dekat sekolah, taman bermain, tempat olahraga, hingga pusat perbelanjaan. Pemantauan yang dilakukan Forum Anak pada Mei-Juni 2017 mencatat keberadaan 590 iklan, promosi, dan sponsor rokok.

"Temuan ini tegas menunjukkan industri rokok secara sengaja menargetkan anak sebagai konsumen masa depan untuk menjamin keberlangsungan bisnisnya," kata Rheza yang menilai paparan iklan rokok yang terus-menerus berpotensi mendorong anak merokok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement