Jumat 09 Mar 2018 16:49 WIB

Banjir Kembali Rendam Permukiman di Kabupaten Bandung

Ketinggian air banjir mencapai dada orang dewasa.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Warga berdiri di teras rumahnya yang terendam banjir. ilustrasi
Foto: Antara/Rahmad
Warga berdiri di teras rumahnya yang terendam banjir. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DAYEUHKOLOT -- Hujan deras yang terjadi Kamis malam (8/3) di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung menyebabkan Sungai Citarum meluap. Akibatnya, permukiman warga di tiga Kecamatan Baleendah, Bojongsoang, dan Dayeuhkolot terendam banjir. Selain itu, fasilitas publik, seperti sekolah, masjid, pertokoan, dan pabrik, ikut terendam banjir.

Di Desa Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, ketinggian air banjir mencapai dada orang dewasa. Bahkan, ada yang mencapai 240 sentimeter. Ketinggian banjir yang paling parah di wilayah tersebut berada di Kampung Bojong Asih.

Sukarelawan banjir Dayeuhkolot, Saefulah, mengatakan, banjir di Dayeuhkolot naik sejak Kamis malam dan terus meningkat. Kondisinya terbilang parah. Menurut dia, ketinggian air banjir mencapai dada orang dewasa. Selain itu, arus lalu lintas lumpuh total.

"Banjir di Dayeuhkolot parah. Air sudah naik dari semalam, enggak ada jeda," ungkapnya, Jumat (9/3). Menurut dia, sebagian besar korban banjir mengungsi di masjid-masjid dan gedung-gedung pemerintah.

Ia menuturkan, jumlah pengungsi sementara di Aula Desa Dayeuhkolot mencapai 62 keluaraga, 179 jiwa. Di Masjid Al Mustofa RW 08, Kampung Bolero, pengungsi mencapai 45 jiwa. Sementara itu, pengungsi terdapat di Masjid Argadinata RW 08 Kampung Bolero, sebanyak 19 Jiwa.

Selain itu, di Masjid Ash Shofia RW 10 Kampung Kaum sebanyak 125 jiwa, di kantor RW 02 Kampung Citeureup sebanyak 8 23 jiwa, di kantor RW 01 Kampung Babakan Sangkuriang sebanyak 36 jiwa, dan di parkiran RW 02 Kampung Citeurep sebanyak 45 jiwa. "Fasilitas publik yang terendam yaitu SDN Bojong Asih 1 dan 2 di Kampung Bojong Asih dan SDN Dayeuhkolot 7 dan 10 di Kampung Bolero," ungkapnya.

Salah seorang warga Jalan Mama Yuda, Kampung Bolero, Desa Dayeuhkolot, Hastuti, mengatakan, banjir telah naik sejak sekitar pukul 21.00 WIB. Menurut dia, air langsung naik karena intensitas hujan deras di wilayah tersebut. Hingga saat ini genangan air belum kunjung surut. "Banjirnya besar. Sampai sekarang masih belum surut. Ketinggian turun sedikit sekali, tapi masih seperut," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement