Kamis 08 Mar 2018 19:24 WIB

Pilpres Calon Tunggal Dinilai Bukan Demokrasi yang Sehat

Satu calon pemimpin dinilai merupakan kecacatan dalam berdemokrasi

Rep: Amri Amrullah/ Red: Karta Raharja Ucu
Ilustrasi Kotak Suara
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ilustrasi Kotak Suara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al-Habsyi menilai demokrasi yang hanya menyediakan satu calon pemimpin, bukanlah model demokrasi yang sehat. Karena itu, menurutnya, pilpres yang mengarah pada munculnya calon tunggal merupakan kecacatan dalam berdemokrasi.

"Kalau alam demokrasi saat ini dibikin sedemikian rupa seolah hanya ada satu suara calon pemimpin, itu cacat demokrasi," kata Al Habsyi kepada wartawan di sela acara Silaturahim Tokoh Menuju Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Kamis (8/3).

Demokrasi yang baik itu, menurutnya, kalau ada persaingan yang sehat antar calon pemimpin yang berkualitas. Persaingan ini juga memberikan kesempatan yang sama para calon pemimpin berkualitas, tanpa dihalang halangi dengan treshold 20 persen.

Biarlah masyarakat yang memilih dari banyak calon pemimpin yang maju sebagai pilpres mana yang terbaik dan bisa menyelesaikan persoalan bangsa. Karena demokrasi, menurut dia adalah berjuang menunjukkan terbaik untuk bangsa bukan sekedar transaksi politik.

"Rakyat Indonesia sudah dewasa, melihat calon pemimpin yang terbaik bagi mereka," kata Al Habsyi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement