Kamis 08 Mar 2018 15:25 WIB

Risma: Teknologi Informasi Harus Diimbangi Keamanan Data

Risma menginginkan seluruh masyarakat mampu mengetahui ilmu tentang pengamanan data.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Winda Destiana Putri
peretas
peretas

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berpendapat, bekembangnya teknologi informasi harus diimbangi dengan keamanan data. Sebab, kata dia, sebagian besar pencipta software hanya memikirkan cara membuatnya, tetapi lupa cara mengamankan data.

"Kalau sudah berbicara teknologi, mulai sekarang kita harus peduli dengan pengamanan data-data yang ada," kata Risma saat menghadiri seminar data focus cyber security dan forensik di convention hall Gedung Siola Surabaya, Kamis (8/3).

Wali kota perempuan pertama di Surabaya itu pun mengingatkan masyarakat untuk lebih peduli terhadap data-data yang dimilikinya. Risma menginginkan seluruh masyarakat mampu mengetahui ilmu tentang pengamanan data.

"Kalau tidak belajar pengamanannya, nanti akun-akun media sosial akan dibobol kemudian bisa terjerat masalah hukum," ujar perempuan kelahiran Kediri tersebut. 

Risma berpendapat, proteksi yang harus diutamakan saat ini adalah pengamanan data administrasi dan sistem transaksi. Transaksi, kata Risma, tidak hanya uang, tetapi pengurusan administrasi seperti akta kematian dan kelahiran, dan lain sebagainya.

"Dulu saya pernah menjadi saksi karena ada oknum yang menggunakan data orang meninggal untuk membobol bank," kata Risma.

Risma kemudian menjanjikan, Pemkot Surabaya akan melakukan langkah konkret untuk masyarakatnya lebih peduli dalam pengamanan data yang dimilikinya. Salah satu yang dilakukan yakni mengadakan seminar-seminar terkait pentingnya pengamanan data.

"Saya minta masyarakat untuk peduli dahulu, nanti kalau masyarakat tertarik akan rutin diadakan seminar-seminar kecil tentang pengamanan data dari hacker," kata politikus PDI Perjuangan tersebut.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya Antiek Sugiharti menjelaskan, seminar data focus cyber security dan forensik tersebut digelar adalah untuk melindungi data, baik di tingkat pemkot maupun instansi lainnya. Dia pun berharap, ilmu maupun sharing pengalaman terkait cyber security dan forensik bermanfaat bagi pemkot, pihak swasta, dan warga surabaya.

Antiek menjelaskan, forensik yang dimaksud adalah ketika suatu perusahaan mengalami permasalahan, maka terdapat ahli yang mampu menganalisa secara detail. "Kalau manusia ada dokter forensiknya, sama halnya di dunia IT ada forensiknya," kata Antiek.

Saat ini, lanjut Antiek, Pemkot Surabaya untuk sementara menjajaki expert dan ilmu yang dimiliki mereka untuk dibagikan kepada masyarakat surabaya. Dia pun berharap, ilmu yang sudah diberikan mampu diserap dengan baik, terutama oleh warga Surabaya.

Pada seminar kali ini, topik yang dibahas antara lain, Infrastruktur cybersecurity negara modern, melawan pelecehan seksual anak di internet, dan siapa yang mengatur internet. Masing-masing topik dibawakan oleh 5 narasumber yang kompeten di bidangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement