REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PDIP Arteria Dahlan menuturkan konfigurasi politik saat ini masih sangat cair. Karena itu, ia meyakini tidak akan terjadi calon tunggal pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Ia mengakui saat ini memang belum terlihat sosok yang bisa mengungguli Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon pejawat. "Konfigurasi politik di Republik ini kan sangat cair, meski kita punya koalisi dan berkembang menjadi koalisi yang besar, bertambah lagi partai-partai yang tadinya enggak setuju dengan Pak Jokowi itu bergabung koalisi ekstra besar, yang permanen ini kan baru lima yang menyatakan dukungan," kata dia kepada Republika, Kamis (8/3).
Lima partai yang memiliki kursi di DPR Ri dan sudah menyatakan dukungan, yakni Partai NasDem, PDIP, Partai Golkar, Partai Hanura, dan PPP. Lima partai lainnya, yaitu PKB, PAN, PKS, Partai Gerindra, dan Partai Demokrat, belum mennetukan arahnya.
Arteria mengungkapkan, lima partai yang belum menentukan arahnya tentu memiliki hasrat untuk mengajukan capres maupun cawapres pada Pilpres 2019. Dia menyebutkan lima partai tersebut sekarang ini masih menunggu, dan mempertimbangkan ideologi politik untuk melakukan pengusungan kepada salah satu pasangan presiden ke depan yang mungkin saja bukan Jokowi.
"Suka tidak suka banyak paprol yang akhirnya menyatakan dukungan ke Jokowi. Nah ini yang akhirnya berbenturan dengan kepentingan calon lain yang ingin dicalonkan menjadi presiden sehingga parpol pun bergeming untuk ke Jokowi," ujarnya.
Menurut Arteria, saat ini yang menjadi masalah juga karena belum terlihatnya sosok atau tokoh yang layak untuk maju sebagai capres. “Belum terlihat adanya calon presiden yang mengungguli dalam segala hal, baik elektabilitas, sisi kualitas, kompetensi, sisi integritas," kata dia.