REPUBLIKA.CO.ID, SINDANGKERTA -- Peristiwa Longsor di Kampung Bonjot, Desa Buninagara, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat pada Senin (5/3) diduga dipicu alih fungsi lahan di sekitarnya. Hal itu mempercepat proses terjadinya longsor setinggi 300 meter tersebut.
Ahli gerakan tanah geologi Jawa Barat, Edi Mulyadi mengatakan di lokasi longsor yang menyebabkan dua warga tewas itu terjadi alih fungsi lahan. Hal tersebut mempengaruhi daya fungsi serapan tanah. Serta akan mempercepat proses longsor.
"Sama penduduk, (lahan) dibuat pohon-pohon kecil seperti cabe. Itu mempengaruhi daya fungsi tanah. Kalau dibikin ladang akan mempercepat proses terjadinya longsor," ujarnya, Rabu (7/3).
Menurutnya, di lokasi yang sama masih berpotensi terjadi longsor. Sebab, masih banyak material batuan yang berada di lokasi. Serta resapan air ke tanah yang rentan. Tim geologi sendiri melakukan penelitian di sepanjang lokasi longsor yang terjadi.
Sementara itu, hingga hari ketiga, tim gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat, TNI, Polri dan relawan serta masyarakat setempat masih melakukan pencarian terhadap Damah (41 tahun) korban kedua longsor di Kampung tersebut. Upaya pencarian masih dilakukan secara manual menggunakan cangkul dan water pump milik Basarnas Jabar. Sementara, satu korban lainnya, Puja (14) sudah ditemukan Senin (5/3) kemarin. Peristiwa longsor yang merenggut dua nyawa tersebut terjadi sekitar 06.00 WIB, Senin (5/3).
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Barat, Duddy Prabowo mengatakan berdasarkan standar operasi prosedur pihaknya akan melakukan pencarian selama satu pekan sejak kejadian terjadi. Anjing pelacak pun dilibatkan dalam proses pencarian dan evakuasi.