Rabu 07 Mar 2018 02:12 WIB

Pengemis Ini 'Curi' Perhatian Dedi Mulyadi

Dede curhat soal ingin menjalani hidup normal dan tak meminta-minta di jalanan.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
Dedi Mulyadi
Foto: Istimewa
Dedi Mulyadi

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Dede (35 tahun) warga Desa Bojong Sari, Kecamatan Kedung Waringin, Kabupaten Bekasi, telah mencuri perhatian Dedi Mulyadi. Cawagub yang berpasangan dengan Cagub Deddy Mizwar ini, tanpa sengaja bertemu dengan sosok Dede, saat sedang mengemis di pinggiran jalan.

Dedi lantas meminta sopir, untuk menghentikan kendaraannya. Seketika, Bupati Purwakarta dua periode ini turun dari mobil lalu menghampiri Dede. Sosok yang memiliki keterbatasan ini, membuat Dedi tertegun. Tanpa sungkan, Dedi mendekati Dede. Awalnya, Dede terlihat malu-malu. Lalu, suasana dengan cepat mencair.

"Tadinya, Dede malu menceritakan kisah hidupnya. Tapi, tak berapa lama dia bersedia bercerita," ujar Dedi, melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (6/3).

Kepada Dedi, Dede curhat soal ingin menjalani hidup normal. Dia tak ingin, meminta-minta di pinggiran jalan. Dede bermimpi punya modal, lalu memiliki usaha seperti warga lainnya.

Apalagi, lanjut Dedi, Dede hidup bersama bapaknya yang sudah renta. Hasil mengemisnya yang tak seberapa, dia gunakan untuk makan sehari-hari bersama bapaknya. Terkadang, jika ada sisa uang, dia simpang di tetangga untuk tabungan.

"Saya salut akan keinginan Kang Dede ini. Keren, meskipun terbatas secara fisik, semangatnya untuk hidup dan memerbaiki kehidupannya sangat tinggi," ujar Dedi.

Dari obrolan singkat itu, Dedi tertarik melihat kehidupan Dede lebih jauh. Cawagub dari koalisi Partai Demokrat dan Golkar ini, lalu mengajak ke rumah Dede, untuk bertemu dengan bapaknya.

Akan tetapi, saat berjalan kaki, langkah Dede kalah cepat dengan langkah Dedi Mulyadi. Karena tertinggal jauh, akhir Dedi menggendong tubu Dede yang kecil tersebut. "Biar lebih cepat sampai. Jadinya, saya gendong saja Kang Dede ini," ujarnya.

Sampainya di rumah, bapaknya Dede, Ombeng (68 tahun), sedang terbaring lemah karena sakit. Ombeng menyeritakan, dirinya tidak tega melihat Dede harus mengemis di pinggiran jalan. Sebab, Ombeng khawatir Dede akan celaka atau terkena hal-hal yang tak diinginkan."Saya sedih, anak saya ini terpaksa mengemis karena tak punya kerjaan lain. Untuk jualan, tidak ada modal," ujarnya.

Ombeng sebagai ayahnya tak mampu untuk bekerja sekedar membuat dapur ngebul. Karena, dirinya juga sudah renta dan sakit-sakitan. Karena itu, Ombeng hanya bisa pasraha saat anaknya menjadi pengemis.

Dede mengaku, penghasilannya dari mengemis itu bervariasi. Antara Rp 20 ribu sampai Rp 50 ribu. Uangnya tersebut, digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bila ada lebih, baru dititipkan ke tetangga sebagai tabungan.

Sementara itu, Dedi sangat ingin membantu Dede untuk memberi modal usaha. Akan tetapi, karena aturan mengharuskan calon yang mengikuti Pilkada tak memberikan apapun, selama kampanye, jadi Dedi tak bisa berbuat banyak. "Kita akan pikirkan solusinya. Supaya, bapak dan Kang Dede punya penghasilan tetap," ujar Dedi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement