Selasa 06 Mar 2018 16:32 WIB

Siswa Pembunuh Guru Divonis 6 Tahun Penjara

Hakim menyatakan siswa SMA Negeri 1 Torjun bersalah membunuh gurunya.

Pembunuhan (Ilustrasi)
Foto: pixabay
Pembunuhan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPANG -- Pengadilan Negeri Sampang, Jawa Timur, memvonis bersalah siswa SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, yang menjadi terdakwa kasus pembunuhan gurunya Ahmad Budi Cahyanto, Selasa (6/3). Terdakwa divonis dengan hukuman enam tahun kurungan penjara.

H dinyatakan bersalah karena telah melakukan penganiayaan kepada gurunya sendiri hingga menyebabkan yang bersangkutan meninggal dunia. "Menyatakan terdakwa terbukti secara sah melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap orang lain," ujar Ketua Majelis Hakim Purnama saat membacakan amar putusan di Pengadilan Negeri Sampang, Selasa.

Majelis Hakim menyatakan Holili terbukti melakukan tindak pidana pembunuhan dalam Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pembunuhan. Putusan majelis hakim ini lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU). Sebelumnya, jaksa menuntut Halili dengan hukuman tujuh tahun lima bulan.

Terdakwa akan menjali hukuman di Lapas Anak Blitar, Jawa Timur. Sementara itu, penasihat hukum terdakwa Hafid Syafii menyatakan masih pikir-pikir atas vonis yang dijatuhkan majelis hakim Pengadilan Negeri Sampang itu.

"Kami sebagai tim kuasa hukum Halili masih belum mengambil sikap dan akan berfikir-fikir dalam seminggu ini," katanya, menjelaskan.

Penganiayaan berujung maut terhadap guru seni rupa di SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, Madura, Ahmad Budi Thajanto itu yang dilakukan oleh muridnya itu terjadi pada 1 Februari 2018, sekitar pukul 13.00 WIB. Korban guru seni rupa mengisi pelajaran melukis di halaman luar depan kelas XII.

Saat kegiatan belajar berlangsung, pelaku tak menggubris dan menggangu teman lainnya. Korban menegur pelaku agar mengerjakan tugas seperti temannya yang lain.

Namun, teguran itu tetap tidak dihiraukan pelaku. Korban kemudian menggoreskan cat ke pipi pelaku.

Pelaku tidak terima dan mengeluarkan kalimat tidak sopan. Karena tidak sopan, korban memukul pelaku dengan kertas absen.

Pukulan itu ditangkis pelaku dan langsung menghantam mengenai pelipis kanan korban. Akibatnya, korban tersungkur ke tanah dan berusaha dilerai siswa lain.

Usai kejadian itu seluruh siswa masuk kelas. Di dalam kelas, pelaku sempat meminta maaf kepada korban disaksikan murid-murid yang lain.

Setelah pelajaran usai, korban dan pelaku pulang ke rumahnya masing-masing. Korban masih sempat bercerita kepada kepala sekolah tentang kejadian pemukulan yang dilakukan muridnya.

Setiba di rumah, korban langsung istirahat karena mengeluh pusing dan sakit kepala. Sekitar pukul 15.00 WIB, korban dibawa ke Puskesmas Jrengik, Kabupaten Sampang.

Karena pihak Puskesmas tidak mampu menangani, korban kemudian dirujuk ke rumah sakit Kabupaten Sampang. Korban kembali dirujuk ke rumah sakit dr Soetomo, Surabaya.

Pihak rumah sakit kemudian menangani korban dan korban dinyatakan mengalami mati batang otak (MBO), yang menyebabkan seluruh organ tubuhnya tidak berfungsi. Sekitar pukul 21.40 WIB, korban dinyatakan meninggal dunia.

Korban kemudian langsung dibawa pulang dari RS dr Soetomo Surabaya ke rumah duka di Dusun Pliyang, Desa Tanggumong Kota di Sampang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement