REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Suhu air laut dapat menentukan jumlah ikan yang ada di perairan. Karenanya informasi seputar suhu laut dinilai memiliki peran penting dalam mendorong kemajuan produksi ikan.
Hal Itu diungkapkan Kepala Balai Besar Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Edison Kurniawan usai membuka Sekolah Lapang Nelayan yang digelar BMKG Maritim Teluk Bayur Kota Padang, Sumatera Barat. "Pada suhu air laut yang hangat, berpotensi populasi ikan lebih banyak," katanya di Padang, Senin (5/2).
Dengan adanya penelitian tersebut, BMKG, kata dia mengambil peran penting untuk kemajuan produksi perikanan yakni melalui satelit yang mengetahui kondisi atau suhu permukaan laut.
Melalui satelit yang dapat memberi informasi tersebut, maka nelayan ke depan tidak lagi mencari ikan namun menangkap karena sudah diketahui titik-titik keberadaannya.
Untuk itu, harus ada tindak lanjut dari pemerintah yang dapat mengembangkan teknologi sehingga menunjang produksi perikanan ini. Misalnya sebuah alat semacam "Global Policy and Strategy" (GPS) yang dapat digunakan dan berisi informasi terutama suhu air laut.
"Lompatan teknologi seperti ini yang dibutuhkan negara maritim seperti Indonesia dan di luar negeri hal seperti itu sudah dilakukan," ujarnya.
Khususnya di Sumatra Barat, daerah ini dinilai cukup beruntung karena memiliki laut yang luas dan juga sudah ada BMKG Maritim yang siap memberikan informasi kepada nelayan dan jasa transportasi laut.
Ia menambahkan, ke depan nelayan harus melek teknologi dan pemerintah harus memfasilitasi sehingga rencana pembangunan yang sudah dirancang terutama di sektor kemaritiman dapat tercapai.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat, Gus Wardi mengatakan informasi iklim cukup penting bagi nelayan di provinsi itu. "Selama ini nelayan melaut masih menggunakan insting dan melihat bulan, namun dengan adanya informasi cuaca dari BMKG Maritim Teluk Bayur, lebih mudah memberi tahu nelayan waktu-waktu yang tepat untuk menangkap ikan," ujar dia.
Ia menyebutkan, DKP Sumbar melalui 195 orang penyuluh terus berupaya agar nelayan mendapatkan pembinaan untuk meningkatkan daya tangkap dan produksi perikanan di provinsi itu.
Pada 2018 Pemerintah Sumatera Barat menargetkan produksi perikanan tangkap sebanyak 212.145 ton atau mengalami kenaikan 2.516 ton dari tahun sebelumnya yang mencapai 209.629 ton.