Ahad 04 Mar 2018 05:25 WIB

Jokowi dan Prabowo Memiliki Garis Pemikiran yang Berbeda

Kemungkinan Jokowi dengan Prabowo berpasangan itu hampir tidak mungkin.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Didi Purwadi
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum DPP Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto (kanan) bergegas seusai memberikan keterangan pers di teras belakang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/11).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum DPP Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto (kanan) bergegas seusai memberikan keterangan pers di teras belakang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ferry Juliantono menanggapi wacana yang ingin menduetkan calon presiden (capres) Joko Widodo dengan Prabowo Subianto sebagai cawapresnya di pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Menurut wakil ketua umum Partai Gerindra tersebut, wacana duet Jokowi-Prabowo sulit terwujud karena ada nilai-nilai yang tak dapat dipaksakan untuk disatukan.

''Pihak yang mencoba menyatukan mereka menjadi satu pasangan calon, lupa ada perbedaan-perbedaan yang signifikan pada garis pemikiran keduanya. Faktor tersebutlah yang membuat mereka sulit untuk dipersatukan,'' kata Ferry dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (3/3).

Ferry menyebut perbedaan tersebut bukan sesuatu barang. Tapi, katanya, perbedaan tersebut merupakan suatu nilai yang hidup dan tidak mungkin dipersatukan.

Nilai-nilai yang diyakini oleh Jokowi dan Prabowo tersebut tak mudah disatukan semudah pihak-pihak yang mencoba menyimulasikan keduanya menjadi satu pasangan calon pada Pilpres 2019. Setiap orang memiliki pemikiran, ideologi, dan idealismenya masing-masing

"Ada pemikiran yang berbeda antara satu orang dengan yang lainnya,'' katanya. ''Kemungkinan Jokowi dengan Prabowo berpasangan itu hampir tidak mungkin.''

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement