Ahad 04 Mar 2018 08:08 WIB

PDIP Belum Tentu Suka Demokrat Gabung Jokowi

Parpol-parpol pendukung Joko Widodo belum tentu menerima keinginan Demokrat.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Didi Purwadi
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dengan Ketua Komando Tugas Bersama (Kosgama) pemenangan Partai Demokrat untuk Pemilu 2019 Agus Harimurti Yudhoyono pada Kamis (1/3) pagi ini.
Foto: Istimewa
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto melakukan pertemuan dengan Ketua Komando Tugas Bersama (Kosgama) pemenangan Partai Demokrat untuk Pemilu 2019 Agus Harimurti Yudhoyono pada Kamis (1/3) pagi ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Universitas Paramadina, Toto Sugiarto, mengatakan Demokrat tengah membaca kemungkinan mendukung Joko Widodo menjadi calon Presiden (Capres) 2019. Namun, keinginan Demokrat itu belum tentu diterima oleh PDIP sebagai partai yang memimpin dukungan capres Jokowi.

''Kalaupun ada keinginan itu, bukan berarti langsung diterima PDIP sebagai parpol pengusung Jokowi dan juga parpol pendukung Jokowi lainnya,'' kata Toto kepada Republika.co.id, Sabtu (3/3).

Partai Demokrat sebelumnya mengundang Presiden Joko Widodo untuk hadir dalam rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Demokrat pada pekan depan. Ketua Kogasma (Komando Tugas Bersama) Pemenangan Pemilu Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Kamis (1/3) kemarin juga menyambangi rumah Airlangga Hartarto untuk mengundang langsung Ketua Umum Partai Golkar itu hadir dalam Rapimnas Demokrat.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, sebelumnya juga mengatakan AHY meminta bertemu dengan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, untuk melakukan dialog. Hasto mengatakan dialog akan digelar usai Rakernas III PDIP yang digelar pada akhir Februari lalu.

Toto melihat hal tersebut sebagai tanda bahwa Demokrat ingin bergabung mendukung Jokowi. Namun, katanya, hal tersebut bukan berarti langsung diterima PDIP sebagai parpol pengusung Jokowi. Parpol pendukung Jokowi lainnya, seperti Golkar dan Nasdem, juga belum tentu menerima keinginan Demokrat tersebut.

"Kemungkinan itu ada, tapi tentu saja belum tentu diterima kubu PDIP dan parpol pendukungnya,'' katanya. ''Mereka tentunya juga melihat untung-ruginya jika Demokrat masuk.''

Toto menilai Demokrat masih membaca, melihat, membuka kemungkinan ke semua tempat. Mereka akan melihat mana yang paling menguntungkan.

Paling tidak, Toto menambahkan, Demokrat menunjukkan keinginannya untuk menjalin hubungan atau mendekat kepada Jokowi selaku capres pejawat untuk Pilpres 2019. "Apakah ingin mendekat, menjalin hubungan, atau apakah ingin masuk ke koalisi, nah itu yang masih berjalan," katanya. "Jadi saya kira hari-hari sekarang, bulan-bulan sekarang ini, akan menjadi penentu Demokrat akan merapat ke mana. Namun untuk sekarang ini masih sangat cair ya.''

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement