REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan kondisi cuaca ekstrem berupa curah hujan tinggi di atas normal masih akan terjadi pada sejumlah wilayah di Provinsi Lampung pada Maret ini. Hujan lebat masih akan terjadi hingga April atau Mei mendatang.
Menurut Kasi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudi Harianto, mewakili Kepala BMKG Lampung, atas prakiraan kondisi cuaca ekstrem itu hendaknya dapat diantisipasi secara dini oleh pemerintah daerah dan para pihak sehingga selalu mewaspadai terjadi bencana alam berupa banjir dan longsor pada sejumlah daerah. "Kami selalu sampaikan hasil prakiraan cuaca kepada para pihak yang berwenang, sehingga dapat dilakukan langkah antisipasi yang diperlukan," katanya usai dialog pada sebuah televisi lokal, di Bandarlampung, Rabu (28/2).
Dia menyebutkan, banjir yang terjadi pada sejumlah daerah di Lampung beberapa hari ini, yaitu di Kabupaten Lampung Timur, Way Kanan, Lampung Tengah, dan Kota Metro antara lain terjadi karena dampak curah hujan di atas rata-rata. "Banjir itu terjadi pula pada beberapa daerah selama ini jarang kebanjiran seperti Kota Metro," ujarnya lagi.
BMKG memperkirakan, curah hujan tinggi di Lampung masih belum mencapai puncak hingga akhir Februari ini, dan dimungkinkan pada Maret masih bisa terjadi. Karena itu, semua pihak diminta mengantisipasi dan menyiapkan diri menghadapi bencana alam yang masih mungkin dapat terjadi di Lampung.
Banjir pada sejumlah wilayah di Lampung Tengah pada awal pekan ini, mengakibatkan sedikitnya enam korban meninggal dunia karena terseret air akibat banjir yang terjadi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung telah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota daerahnya terkena banjir untuk penanganan korban, termasuk menyiapkan pengungsian dan logistik yang diperlukan.
Menurut informasi, pada Rabu kemarin, banjir umumnya telah mulai surut. Namun, masih terjadi genangan banjir di wilayah Kabupaten Lampung Timur, sehingga ratusan warga masih berada dalam pengungsian.