REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), M Hanif Dhakiri, meminta mahasiswa untuk terus meningkatkan kemampuan dan keterampilan agar siap bersaing di dunia kerja. Mahasiswa juga dituntut memiliki kompetensi yang berada di atas standar karena kalau berada di atas standar pasti dapat memenangkan persaingan global.
"Tantangan persaingan saat ini sangat ketat. Selain harus bersaing dengan ratusan ribu lulusan dalam negeri yang siap masuk ke dunia kerja, kita juga harus bersaing dengan tenaga kerja asing. Kalau kemampuan kita ada di bawah standar maka kita kalah. Tapi kalau ada di atas standar kita pasti menang," kata Hanif melalui siaran pers kepada Republika, Rabu (28/2)
Hanif menjelaskan, mahasiswa harus memiliki kompetensi di atas standar dan berusaha lebih keras dari orang lain. Bekerja lebih keras, belajar lebih giat, dan berusaha lebih kuat.
"Bagaimana caranya agar memiliki keahlian di atas standar? Ya harus bekerja dan belajar di atas standar. Usahanya harus berada di atas rata-rata. Jika orang belajar delapan jam sehari, kita harus lebih dari delapan jam sehari, Jika orang bangun pagi, kita bangun subuh," ujar Hanif.
Selain itu, Menaker Hanif juga kembali menyinggung persoalan miss match yang masih tinggi antara lulusan perguruan tinggi dan kebutuhan dunia kerja. Terkait hal ini, Hanif meminta perguruan tinggi menyesuaikan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja.
"Sebanyak 63% lulusan perguruan tinggi tidak match dengan kebutuhan dunia kerja. Sistem pendidikan di perguruan tinggi harus berorientasi dengan kebutuhan dunia kerja. Perguruan tinggi harus bisa menjawab tantangan ini," ungkap Menaker Hanif.