Selasa 27 Feb 2018 19:21 WIB

Banjir di Lampung Tengah Rendam 10 Kecamatan

Banjir disebabkan hujan deras yang membuat air di empat sungai di sana meluap.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Budi Raharjo
Bencana banjir. (ilustrasi)
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Bencana banjir. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG -- Banjir yang terjadi di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung pada Senin (27/2), terparah beberapa tahun terakhir, karena merendam 12 kecamatan dengan ketinggian air mencapai dua meter. Dilaporkan dua orang meninggal, dan dua korban masih dalam pencarian, lebih dari 300 rumah terendam, dan ratusan hektare sawah.

Bencana banjir di kabupaten tersebut lantaran hujan yang mengguyur cukup deras dan menimbulkan luapan empat sungai yakni Way Seputih, Way Pengubuan, Way Tipo, dan Way Tatayan. Luapan air sungai tersebut merendam ratusan rumah dan sawah petani. Tak hanya itu, banjir merendam kendaraan dan kandang-kandang sapi ternak penduduk ikut terendam.

Data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat hingga Selasa (27/2), banjir yang merendam 10 kecamatan di Lampung Tengah tersebut yakni, Gunung Sugih (Kampung Komering putih), Seputih Agung (Mujirahayu, Gayausakti, Sulusuban, Simpangagung), Bumiratu Nuban (Bumiratu), Way Pengubuan (Candirejo), Bekri (Gorasjaya), Bandar Mataram (Terbanggimulya, Mataram Ilir), Seputih Banyak (Siwobangun), Terbanggibesar, Bandarsurabaya (Kampung Cabang), dan Seputih Mataram (Qurniamataram).

Di saat air masih belum surut pada hari kedua, BPBD Lampung Tengah masih melakukan pencarian terhadap dua warga yang hilang, Selasa (27/2). Dua korban yang hayut yakni Iqbal (17 tahun), warga Kampung Sinar Banten, Bekri. Fatimah (14), warga Kelurahan Seputih Jaya. ''Kedua warga yang hilang masih dalam pencarian petugas,'' kata Siswanto, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Lampung Tengah.

Terdapat sebuah mobil truk yang masih tenggelam belum berhasil dievakuasi karena banjir belum surut. Diperkirakan sopir dan kernetnya saat kejadian masih berada dalam mobil tersebut. Namun, hal tersebut belum bisa dikonfirmasi, karena proses evakuasi belum bisa dilakukan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement