REPUBLIKA.CO.ID, DAYEUHKOLOT-- Sejumlah pedagang di jalan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, tepatnya di area Mesjid As-Shofia terpaksa berhenti berjualan sejak Jumat (23/2) hingga saat ini. Lantarannya, hujan deras yang terjadi berturut-turut beberapa hari lalu menyebabkan sungai Citarum meluap dan mengakibatkan banjir di Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang.
Salah seorang pemilik Toko Damai, Koko mengaku pasrah tak bisa berjualan. Sebab, pihaknya tidak bisa melakukan apa-apa dengan banjir yang merendam tokonya. Katanya, ia hanya berusaha menyelamatkan barang dagangannya agar tidak rusak karena banjir.
"Kita terima saja, empat hari tutup dari hari Jumat. Tahun ini parah, empat hari gak surut-surut. Dulu biasanya dua hari suka surut," ujarnya kepada wartawan saat ditemui di Dayeuhkolot, Senin (26/2).
Ia menuturkan, saat ini beberapa barang dagangannya ada yang rusak karena banjir. Yang paling parah katanya, banjir 2014 lalu merusak perabotan miliknya seperti kulkas. "Sekarang lumpuh total (perekonomian). Gak bisa berjualan," ungkapnya. "Saya disini sejak tahun 1968 dan sekarang gak dapat uang, nol," ungkapnya.
Salah seorang karyawan, Toko Emas Matahari Terbit di Dayeuhkolot, Ian Sahroni mengaku sudah empat hari tutup dan tidak ada pemasukan samasekali. Saat ini katanya, ia bersama enam karyawan lainnya membersihkan toko dari sisa banjir.
"Emas disimpan di brangkas, kena banjir. Tapi aman dan gak rusak," ungkapnya. Dirinya menambahkan, beberapa tahun sebelumnya, perabotan di toko emas tersebut sempat rusak karena banjir terjadi mendadak.
"Tiga komputer rusak karena banjir yang datang pukul 23.00 WIB malam," ungkapnya. Menurutnya, hari ini tokonya rencana buka namun karena banjir sementara tutup terlebih dahulu. Katanya, toko emasnya buka pukul 08.00 WIB sampai 20.00 WIB.