Ahad 25 Feb 2018 00:07 WIB

Antara Ustaz Somad, Tuan Guru Bajang, dan Pilpres 2019

Ulama berharap Tuan Guru Bajang (TGB) dapat segera berkantor di dekat Monas.

Rep: Muhammad Nursyamsyi, Eric Iskandarsjah/ Red: Elba Damhuri
Ustaz Abdul Somad saat menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta, Jumat (2/2).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ustaz Abdul Somad saat menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta, Jumat (2/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  Bukan rahasia lagi jika Ustaz Abdul Somad (UAS) secara terang-terangan mendukung Tuan Guru Bajang (TGB) M Zainul Majdi sebagai calon presiden (capres) atau wakil presiden (wapres) Indonesia. Ustaz Somad tidak menyebut capres lain seperti Prabowo Subianto, Joko Widodo, atau yang lainnya secara terbuka kepada publik. Tapi, malah memilih seniornya di Universitas Al-Azhar, Mesir, itu.

Dalam berbagai kesempatan mengisi ceramahnya Ustaz Somad menyelipkan dukungannya terhadap Gubernur NTB itu untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2019. UAS menilai TGB sebagai sosok yang mumpuni dalam memimpin bangsa jika melihat rekam jejaknya dalam membangun NTB selama dua periode.

"Kita mengenal orang ini sebagai Tuan Guru Bajang, doktor tafsir hadis dari Al Azhar Mesir, sekarang ketua Ikatan Alumni Al Azhar Indonesia. Hapal Alquran, 30 juz di kepala, ulama ahlus sunnah wal jamaah. Insya Allah jadi calon wakil presiden," ujar UAS dalam rekaman videonya.

Seperti UAS, TGB juga merupakan jebolan Al Azhar Mesir dan berhasil menyelesaikan gelar doktor untuk tafsir hadis. TGB dinilai sukses sebagai Gubernur NTB selama dua periode, mulai dari pengentasan kemiskinan, membangun ekonomi, membangun budaya, hingga menjadi tokoh di balik rencana konversi Bank NTB menjadi bank syariah.

Ustaz Somad mengatakan, tindakan TGB mengubah Bank NTB menjadi bank syariah merupakan bukti jika dia begitu peduli dengan sistem ekonomi yang adil dan peduli umat. Kata Ustaz Somad, ada dua bank pembangunan daerah yang masuk program konversi ke syariah, yakni Bank Aceh dan Bank NTB. "Ini tentu hasil perjuangan umat Islam," kata Ustaz Somad.

Karena itu Ustaz Somad yang pernah kuliah di Maroko itu menyatakan dukungan penuhnya kepada TGB untuk menjadi pemimpin nomor satu atau nomor dua di Tanah Air. Ustaz Somad mengaku sering diundang ceramah ke NTB dan bertemu umat Islam di sana.

Ustaz Somad mengatakan, suara rakyat NTB ada 6 juta sudah di kantong TGB makanya dia tidak perlu datang ke NTB lagi. Yang perlu dia datangi adalah kantong-kantong di Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan daerah-daerah lainnya. Setidaknya, di tiga provinsi di Jawa itu sudah ada 60 juta suara yang bisa dikejar untuk mendukung TGB. "Kantong-kantong suara ini kita rebut," kata Ustaz Somad.

Menanggapi ini, TGB mengaku berterima kasih dan bersyukur. "Amin, saya syukuri, terima kasih. Beliau (UAS) sahabat baik saya dan adik kelas saya," ujar TGB, beberapa waktu lalu.

TGB juga mendoakan UAS untuk diberikan lindungan oleh Allah SWT dalam menyebarkan segala macam hal kebaikan. "(UAS) orang yang saya doakan sebagaimana saya mendokan teman-teman agar dijaga oleh Allah SWT," kata TGB.

"Apa yang terucap itu adalah suara hati dan harapan. karena itu menyangkut saya dan besar sekali husnudzan dan yang menyampaikan itu terhadap pribadi saya, saya menyampaikan jazakumullahu khairan katsiran setelah beristighfar pada Allah SWT," lanjut dia.

Dukungan Ustaz Somad pun terlihat pada Jumat (23/2) lalu. Tim Relawan TGB Provinsi DIY menggelar pertemuan perdana di Baitul Kilmah, Sewon, Bantul, Yogyakarta, Jumat (23/2). Pertemuan ini digelar dalam rangka konsolidasi dukungan dalam Pilpres 2019.

Ketua Tim Relawan TGB Provinsi DIY, Muhammad Rofik Mualimin, mengatakan pertemuan ini dihadiri seluruh Alumni Al Azhar yang ada di DIY. Pertemuan ini juga dihadiri Ustaz Abdul Somad. "Tadi kita sudah ngobrol-ngobrol dan Ustaz Somad mendukung 100 persen," ujar Rofiq di Sewon, Bantul, Jumat (23/2).

Dalam pertemuan ini, lanjut Rofiq, Tim Relawan TGB di DIY membahas soal pembentukan struktur tim relawan dari tingkat provinsi hingga desa-desa yang ada di DIY. Nantinya, tim relawan ini akan melakukan sejumlah agenda yang bertujuan untuk mengenalkan TGB kepada masyarakat DIY.

Rofiq menilai, TGB merupakan figur yang sangat tepat dan membawa angin segar untuk perubahan Indonesia lebih baik ke depan. Harapannya, TGB mampu membawa Indonesia baru karena latar belakangnya sebagai ulama dan umara.

Naman Tuan Guru Bajang kini sudah beredar di hasil survei sejumlah lembaga survei politik. Namanya muncul baik sebagai capres maupun cawapres meski persentase elektabilitasnya belum setinggi tokoh senior seperti Jusuf Kalla.

Dalam survei yang dirilis LSI Denny JA, nama TGB masuk nominasi cawapres bersama Muhaimin Iskandar. Jarak persentase keduanya tidak terlalu jauh meski TGB belum melakukan langkah-langkah strategis seperti yang sudah dilakukan Muhaimin.

Begitupun dari survei Median yang dipimpin Rico Marbun, nama TGB sudah muncul bersama politisi-politisi lainnya seperti Agus Harimurti Yudhoyono. Angkanya memang belum tinggi namun nama TGB sudah masuk radar survei-survei lembaga survei politik besar.

"Capres dengan suara terbesar dari kalangan politikus basis Islam, sejauh ini adalah Anis Matta," ujar Direktur Eksekutif lembaga survei Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun dalam peluncuran hasil survei elektabilitas capres 2019 di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (22/2).

Di basis tersebut, elektabilitas Anis sebesar 1,5 persen. Di bawahnya adalah Fahri Hamzah, wakil ketua DPR saat ini, dengan 0,9 persen, TGB Zainul Majdi 0,8 persen, Ahmad Heryawan 0,6 persen, Mahfud MD 0,5 persen, Rhoma Irama 0,3 persen, dan Muhaimin 0,2 persen.

PDI Perjuangan baru saja mengumumkan Jokowi sebagai capres untuk Pilpres 2019. Jokowi jelas sangat membutuhkan figur cawapres dari kalangan Islam, yang sejauh ini masih melekat pada Jusuf Kalla. Sejumlah politis dari partai Islam mencoba menarik perhatian Jokowi untuk menyandingkannya pada Pilpres 2019.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement