REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama-nama calon presiden (capres) pesaing pejawat Joko Widodo belum banyak muncul ke permukaan kecuali Prabowo Subianto. Semua survei elektabilitas capres masih menempatkan Jokowi sebagai calon paling kuat sementara calon-calon lain tertinggal di belakang.
Ada satu masalah penting yang belum dilakukan para capres lain sehingga elektabilitasnya rendah. Handri B Satrio, Founder Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), menyebut masalah itu terkait dengan belum adanya deklarasi capres lain di luar Jokowi.
Elektabilitas pesaing-pesaing Jokowi, kata dia, masih berada di bawah elektabilitas Jokowi. "Beberapa nama yang diperbincangkan itu masih belum bisa mengalahkan Jokowi," kata Hendri, Kamis (22/2).
Ia menjelaskan, rendahnya elektabilitas para pesaing ini karena belum ada nama yang secara pasti mendeklarasikan dirinya akan maju menjadi bakal calon presiden 2019. Nama-nama yang beredar saat ini, kata Hendri, masih simpang-siur dan semua masih berdasarkan dugaan-dugaan sementara. Publik pun menjadi tidak yakin.
Nama Prabowo yang digadang-gadang akan kembali maju menjadi calon presiden juga, tegas Hendri, masih diragukan. Bahkan Hendri meyakini Prabowo akan mengambil peran dan langkah yang berbeda untuk Pilpres 2019 nanti.
Hendri tidak memungkiri nilai elektabilitas pesaing Jokowi ini nantinya dapat meningkat seiring dengan penurunan pamor Jokowi. Nilai elektabilitas ini masih bisa berubah selama setahun ini sehingga masa kampanye pilpres berlangsung. Semua calon yang disebut masih memiliki peluang untuk bersaing dan menang di Pilpres 2019 nanti.