Jumat 23 Feb 2018 05:50 WIB

Daftar Capres Alternatif, Ada Ustaz Abdul Somad

Elektabilitas Habib Rizieq dan Ustaz Abdul Somad sama-sama 0,3 persen.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Didi Purwadi
Ustadz Abdul Somad menyampaikan tausiyahnya saat Kuliah Dhuha di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Ahad (4/2).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ustadz Abdul Somad menyampaikan tausiyahnya saat Kuliah Dhuha di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Ahad (4/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Capres (calon presiden) 2019 selama ini hanya didominasi oleh dua nama yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Namun, sejumlah nama capres alternatif kini mulai bermunculan.

Nama-nama dari kalangan tokoh agama muncul secara tak diduga dalam survei Media Survei Nasional (Median) terkait elektabilitas sejumlah calon presiden 2019. Dua tokoh agama yang sering menghiasi media massa belakangan ini, Habib Rizieq Shihab dan Ustaz Abdul Shomad, muncul dalam daftar tersebut.

''Padahal, dua nama tersebut tidak tercantum dalam daftar nama capres yang disodorkan Median,'' kata Direktur Eksekutif Media, Rico Marbun, dalam acara peluncuran hasil survei Median periode 1-9 Februari 2018 di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (22/2).

Rico mengungkapkan Median awalnya menyodorkan 33 nama calon presiden. Namun, penelitiannya tetap mempersilakan responden untuk mengajukan nama lain di luar 33 nama tersebut.

Rico menilai model penelitian seperti ini jauh lebih fair karena lebih terbuka. Hasilnya, muncul nama Habib Rizieq dan Ustaz Abdul Somad yang awalnya tidak dimasukan dalam daftar 33 nama capres 2019.

Elektabilitas Habib Rizieq dan Ustaz Abdul Somad sama-sama 0,3 persen. Keduanya bahkan sanggup membawahi nama-nama besar seperti Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dengan 0,2 persen, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar 0,2 persen, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini 0,2 persen, dan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko 0,1 persen.

Populasi survei yang dilakukan Median yakni seluruh warga yang memiliki hak pilih. Target sampelnya 1.000 responden dengan margin of error sebesar kurang lebih 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sampel dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi PROV dan gender. Hasil survei menunjukkan dinamika politik yang terjadi selama masa pengambilan data. Quality control dilakukan terhadap 20 persen sampel yang ada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement