REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, menilai tidak ada jalan lain untuk mengungkap kasus penyerangan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan selain dengan membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Menurutnya 10 bulan dalam penanganan kasus Novel sudah sangat lama.
"10 bulan ini bukan waktu yang singkat tapi cukup lama, yang sudah dipergunakan oleh aparat tapi sampai saat ini. Kami bisa lihat semua bahwa penyerangan terhadap kasus Novel belum ditemukan," ujar Abraham di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (22/2).
Abraham pun meminta agar pimpinan KPK untuk mendorong Presiden Joko Widodo membentuk TGPF. Menurutnya, TGPF dapat mempercepat penuntasan kasus teror tersebut.
"Kami meminta kepada pimpinan KPK untuk segera mungkin mengusulkan kepada Presiden RI membentuk TGPF. Karena saya sangat yakin pelakunya belum juga ditemukan, maka tidak ada jalan lain," tegasnya.
Novel Baswedan sudah tiba di tanah air pada Kamis (22/2) pukul 10.50 WIB. Setibanya di Jakarta, Novel langsung dijemput oleh pimpinan KPK dan langsung dibawa ke Gedung Merah Putih.
Novel tiba di gedung Merah Putih pada pukul 12.30 WIB, para pegawai lembaga antirasuah, masyarakat sipil, para aktivis anti korupsi dan media langsung menyambut kedatangan Novel Baswedan. Setibanya di gedung KPK, Novel menjalani ibadah shalat dzuhur terlebih dahulu, sekitar pukul 13.10 WIB Novel baru memberikan sambutan di depan gedung KPK.
Diketahui,Novel diserang dengan air keras dan kemudian dokter mendiagnosa sekitar 95 persen bagian mata kiri Novel rusak terpapar air keras tersebut. Hingga kini kasus teror penyiraman air keras terhadap Novel masih misteri.
Sampai sekarang, pihak Polda Metro Jaya belum mampu mengungkap motif di balik teror tersebut. Perkembangan kasus itu sendiri, terakhir pihak Polda Metro Jaya merilis dua sketsa wajah yang diduga pelaku teror penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Dari sketsa yang dipaparkan, pelaku pertama berciri-ciri pria berambut cepak dan berkulit gelap. Sementara satu terduga lainnya berambut panjang dan berkulit putih.