Rabu 21 Feb 2018 16:55 WIB

Di Jepang, JK Bagi Pengalaman Selesaikan Konflik Agama

JK menyebut konflik agama terjadi karena surga dijadikan komoditas.

Jusuf Kalla
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla membagikan pengalamannya menyelesaikan konflik berbasis agama yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia di depan akademisi Universitas Hiroshima Jepang. Wapres mengatakan bahwa konflik yang mengatasnamakan agama tersebut bukan konflik antarumat bergama, melainkan konflik yang ditunggangi kepentingan lain.

"Di Indonesia, lebih dari satu dekade lalu, saya ingat ada dua konflik antara dua kelompok agama berbeda di dua tempat. Semua orang yakin bahwa konflik itu adalah konflik agama. Faktanya, tentu, mereka bertengkar dan saling membunuh atas nama agama," kata Wapres Jusuf Kalla dalam kuliah umum di Universitas Hiroshima Jepang, Rabu (21/2) siang waktu setempat.

Menurut JK, agama memang selalu memiliki pengikut dan tidak sedikit dari pengikut tersebut yang fanatis, irasional, dan fundamentalis sehingga mudah memprovokasi pengikut irasional untuk berperang melawan orang lain. Umumnya, pemeluk agama yang fanatis tersebut menggunakan konsep dan kepercayaan di surga untuk membela agama mereka.

"Pernah saya katakan dengan tegas bahwa konflik terjadi di banyak tempat karena surga menjadi sebuah komoditas yang mengikuti alam dan prinsip ekonomi: penawaran dan permintaan. Mereka menjual kepercayaan mereka sangat murah," jelasnya.

Oleh karena itu, Wapres mengingatkan para akademisi, tokoh pemerintah dan tokoh publik untuk mengubah paradigma radikal para penganut kepercayaan yang fanatis tersebut. "Kepercayaan adalah sebuah hal yang suci sehingga tidak benar jika itu digunakan untuk perbuatan-perbuatan yang tidak suci," tambahnya.

Wapres Jusuf Kalla menerima gelar Doktor Honoris Causa di bidang perdamaian dan pembangunan dari Universitas Hiroshima. Gelar tersebut diberikan karena upaya perdamaian yang telah dilakukan Jusuf Kalla di sejumlah konflik di Tanah Air.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement