Rabu 21 Feb 2018 15:35 WIB

Kapolda Pastikan Sumbar Aman dari 'Orang Gila Gaya Baru'

Sumbar dinyatakan kondusif.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Gangguan jiwa/ilustrasi
Foto: flickr
Gangguan jiwa/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Kepala Kepolisian Daerah Sumatra Barat (Kapolda Sumbar) Irjen Pol Fakhrizal memastikan wilayahnya terbilang kondusif dan aman dari perilaku penyerangan terhadap tokoh agama. Ia meminta masyarakat tak perlu resah dengan fenomena penyerangan terhadap tokoh agama, termasuk ulama, yang terjadi di luar daerah dalam satu bulan belakangan.

Apalagi, pelaku penyerangan terhadap ulama kerap dinyatakan mengalami gangguan jiwa atau netizen menyebut dengan 'orang gila gaya baru'.

"Saya ditelpon Buya Gusrizal (Ketua MUI Sumbar), bagaimana daerah kita? Saya nyatakan daerah kita aman. Sangat kondusif dan tidak ada kasus penyerangan terhadap ulama dan tokoh agama," kata Fakhrizal saat memimpin pertemuan antara paslon Pilkada dengan tokoh agama dan adat, Rabu (21/2).

Fakhrizal juga memberi penjelasan bahwa penyerangan terhadap ulama belakangan ini murni tindak 'kriminal biasa'. Ia menampik bahwa ada satu skenario dan intimidasi dalam aksi penyerangan terhadap ulama dan tokoh agama. Menganai sebutan bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa, Fakhrizal juga memastikan bahwa kepolisian sudah melihatkan ahli kejiwaan dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan kasus tersebut.

"Laporan dari daerah yang tangani kasus ini, ini kriminal biasa. Kita yang di Sumbar tak perlu resah," kata dia.

 

Penyerangan Ulama dan Ustaz, Wiranto: Ada Sejumlah Dugaan

Dari catatan Republika.co.id, terjadi sejumlah penyerangan terhadap tokoh agama termasuk ulama dan pastor dalam satu bulan belakangan. Tanggal 27 januari 2018 lalu, terjadi penganiayaan terhadap KH Emon Umar Basyri, pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah, Kabupaten Bandung. Pihak kepolisian menyatakan pelaku tak waras dalam penyerangan tersebut.

Kemudian, pada 1 Februari 2018 terjadi penyerangan terhadap Ustaz Prawoto yang juga merupakan komandan Brigade Pimpinan Pusat Persis. Serangan oleh tetangga yang disebut mengalami gangguan kejiwaan itu mengakibatkan Prawoto meninggal.

Selain itu ada pula penyerangan terhadap Pastor Edmund Prier dan jemaat Gereja Santa Lidwina, Sleman, Yogyakarta pada Ahad (11/2) lalu. Pastor Edmund dan dua jemaat terluka akibat serangan menggunakan pedang tersebut. Dalam kasus yang terakhir itu, kepolisian lekas mengindikasikan pelaku terpengaruh paham radikalisme.

Terakhir, pada Ahad (18/2) lalu penyerangan yang juga dilakukan pelaku orang 'gila' terjadi pada KH Hakam Mubarok, pimpinan Pondok Pesantren Muhammadiyah Karangasem Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Beruntung, penyerangan bisa segera dipisahkan dan pelaku telah diamankan di Polsek Paciran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement