REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kabupaten Sleman berencana menambah 8 desa tangguh bencana. Bupati Sleman, Sri Purnomo mengatakan, saat ini Kabupaten Sleman sudah memiliki sebanyak 36 Desa Tangguh Bencana yang tersebar di seluruh wilayah.
"Tahun 2018 ini Sleman menargetkan jumlah Desa Tangguh Bencana akan bertambah sebanyak delapan desa," kata Sri usai gladi lapang penanggulangan bencana di SMPN 4 Kalasan, Selasa (20/2).
Ia turut berharap SMPN 4 Kalasan mampu menjadi agen penanggulangan kebencanaan, tidak cuma di lingungan sekaolah melainkan lingkungan masyarakat. Saat ini, Kabupaten Sleman memiliki total 49 Sekolah Siaga Bencana.
Setelah terbentuk Sekolah Siaga Bencana di SMPN 1 Kalasan, tersisa tujuh Sekolah Siaga Bencana yang hendak dibentuk di Kabupaten Sleman. Pembentukan itu dirasa begitu penting tidak lain sebagai bagian mitigasi bencana.
"Karena dibutuhkan partisipasi dari semua pihak bukan hanya dari tim relawan, namun seluruh komponen masyarakat, termasuk di antaranya pelajar," ujar Sri.
Untuk itu, ia berpesan agar pelajar harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi bencana. Harapannya, kesiapsiagaan yang terbentuk di desa-desa maupun sekolah-sekolah dapat bermanfaat dalam mengantisipasi jatuhnya korban jiwa.
Sri mengingatkan, Kabupaten Sleman merupakan daerah yang diberikan anugerah Tuhan YME dengan berbagai potensi. Namun, dari komposisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis, tedapat pula potensi bencana yang diakibatkan faktor alam dan nonalam.
"Oleh karena itu, diharapkan agar semua elemen masyarakat di Kabupaten Sleman mengerti dan memahami bagaimana menanggulangi dan menjadi tangguh dalam mitigasi dan penanganan bencana," kata Sri.