Selasa 20 Feb 2018 20:07 WIB

Bandara Baru Yogyakarta Ditargetkan Beroperasi April 2019

Pembebasan lahan untuk New Yogyakarta International Airport namun masih terkendala.

Kondisi bangunan yang jadi tempat relokasi warga yang terkena dampak pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) Kulonprogo, Selasa (25/9).
Foto: Republika/Eric Iskandarsjah
Kondisi bangunan yang jadi tempat relokasi warga yang terkena dampak pembangunan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) Kulonprogo, Selasa (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID, KULONP ROGO -- PT Angkasa Pura I (Persero) optimistis proyek bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, beroperasi pada 1 April 2019. "Kami tetap optimistis bandara dapat beroperasi meski saat ini pembebasan lahan belum selesai," kata Juru Bicara Proyek NYIA Angkasa Pura I Agus Pandu Purnama di Kulon Progo, Selasa (20/2).

Ia mencontohkan penyelesaian konstruksi atap (topping off) bandara di Semarang, Jawa Tengah, hanya membutuhkan waktu empat bulan. Menurut dia, AP bersama kontraktor akan bekerja keras menyelesaikan proyek NYIA.

"Kami sudah koordinasi dengan kontraktor dan mereka menyatakan bisa. Asal waktunya 24 jam, yang artinya tenaga kerja ditambah, peralatan ditambah. Semua sesuai target, masih optimistis," katanya.

Agus mengatakan pemadatan tanah (dynamic conpaction) sudah mencapai 11 persen untuk fasilitas bandara sisi udara (airside). Kemudian pembersihan lahan sendiri sudah di atas 92 persen.

"Pembangunan 'airside' akan mendahului karena lebih mudah karena datar. Selain itu, rencana detail teknis (DED) 'airside' sudah ada," katanya.

Dia juga mengatakan DED untuk fasilitas bandara sisi darat (landside), desain pengembangan juga sudah ada. "Secara prinsip desain pengembangan sudah selesai. Saat ini sedang lelang," katanya.

NYIA memiliki landasan sepanjang 3.250 meter yang bisa didarati pesawat jenis Boeing B-380 yang berkapasitas 544 penumpang dan B-777 berkapasitas 396 penumpang. Rancangan landasan pesawat yang panjang diharapkan bisa melayani penerbangan langsung dari Eropa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement