Selasa 20 Feb 2018 16:23 WIB

Presiden Minta Kasus Novel Dipercepat, Ini Respons Polri

Jokowi berjanji akan terus mengejar Kapolri untuk menuntaskan kasus Novel.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
Penyidik KPK Novel Baswedan usai keluar dari rumah sakit, Selasa (11/4).
Foto: AP
Penyidik KPK Novel Baswedan usai keluar dari rumah sakit, Selasa (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meminta agar kepolisian segera mengungkap kasus penyerangan terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan. Kepala Divisi Hubungan Polri Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto menyatakan akan melaksanakan instruksi tersebut.

"Ya kita akan laksanakan. karena memang kita harus segera tuntaskan," kata Setyo di Markas Besar Polri, Jakarta, Selasa (20/2).

Setyo mengungkapkan, selama ini kepolisian mengalami kendala untuk meminta keterangan. Selain itu, ia juga mengakui polisi belum mendapat hasil yang memuaskan terkait penyelidikan kasus tersebut.

"Ada beberapa yang terhambat, dan sampai sekarang kita belum dapatkan hasil yang signifikan," ucap Setyo.

Setyo menyampaikan, sejauh ini, laporan yang masuk ke Polda metro Jaya melalui hotline sudah mencapai 500 lebih. Tetapi, sayangnya tidak ada yang bisa ditindaklanjuti masukan yang terkait dengan sketsa wajah penyerang Novel. Setyo pun menyatakan, polisi masih akan terus bekerja.

"Teman penyidik masih bekerja, artinya kita masih berusaha semaksimal mungkin," ucap Setyo.

Sebelumnya, Presiden Jokowi berjanji akan menuntaskan kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. Ia menyebut, akan terus mengejar kepolisian untuk mengungkap pelaku penyerangan.

"Saya akan terus kejar di Kapolri agar kasus ini menjadi jelas dan tuntas siapapun pelakunya. Akan kita kejar terus Polri," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (20/2).

Novel Baswedan mengalami penyerangan berupa penyiraman air keras berjenis Asam Sulfat atau H2SO4 pada Selasa, 11 April 2017. Pria yang menangani kasus megakorupsi KTP-el itu pun harus menjalani perawatan intensif di Singapura untuk menyembuhkan penglihatannya imbas penyerangan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement