Selasa 20 Feb 2018 09:38 WIB

YLKI Desak Segera Bentuk Tim Investigasi Becakayu Roboh

Tim menginvestigasi apakah terjadi kegagalan perencanaan atau pengawasan konstruksi

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Bilal Ramadhan
Polisi memeriksa reruntuhan tiang girder proyek Tol Becakayu yang runtuh.
Foto: Silvy Dian Setiawan
Polisi memeriksa reruntuhan tiang girder proyek Tol Becakayu yang runtuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak pemerintah membentuk tim investigasi independen menyelidiki kecelakaan konstruksi yang terjadi di tol Becakayu. YLKI menyatakan kritik keras atas kejadian yang menyebabkan sejumlah orang mengalami luka kritis.

"YLKI mendesak pemerintah membentuk tim investigasi independen dengan tugas utama melakukan engineering forensic untuk menyimpulkan apakah yang terjadi merupakan kegagalan dalam perencanaan konstruksi, atau kegagalan dalam pengawasan konstruksi," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (20/2).

Ia mengatakan tim investigasi tersebut bertugas mengaudit ulang terhadap proyek infrastruktur yang sedang berjalan. Sebab, menurut dia, jangan sampai proyek infrastruktur tersebut mengalami kegagalan konstruksi berulang saat digunakan konsumen.

"Kita bisa bayangkan, korban massal akan terjadi jika kecelakaan konstruksi tersebut terjadi saat digunakan konsumen," ujar Tulus.

Ia menduga terjadi percepatan pembangunan proyek infrastruktur tersebut. Sehingga, pengerjaan menggunakan pola pikir cepat selesai, tanpa mengutamakan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penumpangnya.

"Kecelakaan konstruksi terhadap proyek infrastruktur yang terjadi secara beruntun, dengan puluhan korban melayang, membuktikan hal itu," kata Tulus.

Ia mengingatkan kecelakaan konstruksi sebagian terbukti karena kegagalan konstruksi atau construction failure. Dengan demikian, hal itu membuktikan proyek konstruksi tersebut tidak direncanakan dengan matang dan atau pengawasan yang ketat dan konsisten.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement