REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Golkar, AA Bagus Adhi Mahendra Putra, meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk segera menyikapi penurunan ekspor ikan tuna yang sudah mencapai 25 persen. Menurutnya penurunan tersebut tergolong signifikan terhitung sejak 2014.
"Terkait ekspor ikan tuna ini, KKP harus benar-benar serius menyikapi. Karena penurunan ini sangat drastis dari 2014 sampai 2017, ini di kisaran 25 persen dari data yang saya dapatkan, datanya valid, dan ini perlu disikapi segera," kata dia dalam kunjungan kerja reses bersama anggota komisi IV lainnya di Bali, Senin (19/2).
Adhi memaparkan, penurunan tersebut terjadi tidak sepenuhnya disebabkan transhipment atau bongkar muat kapal di tengah laut. Tapi juga dikarenakan cuaca yang tak menentu, dan adanya perubahan alat tangkap yang digunakan nelayan.
Meski begitu, transhipment memberikan pengaruh yang besar. Karena itu, KKP juga perlu melakukan penelitian yang tepat sasaran, jelas dan berguna untuk daerah penghasil ikan tuna khususnya Bali.
"Yang paling banyak terjadi itu disebabkan oleh transhipment. Ini harus disikapi, yang jelas saya mendorong KKP untuk melaksanakan penelitian yang tepat, pantas dan berguna untuk Bali terkait dengan transhipmnet ini," kata Anggota DPR Dapil Bali ini.