Senin 19 Feb 2018 19:37 WIB

Warga Lega Jalur Puncak Dibuka Kembali

Sopir angkot mengaku penghasilannya menurun drastis.

Kepolisian Resor (Polres) Bogor mulai membuka jalur Puncak dari Gunung Mas, Bogor, sampai Ciloto, Cianjur, Senin (19/2) pukul 12.00 WIB. Jalur ini sempat ditutup selama dua pekan pasca kejadian longsor di kawasan Gununt Mas, Riung Gunung dan Masjid Attawun pada Senin (5/2).
Foto: Republika/Adinda Pryanka
Kepolisian Resor (Polres) Bogor mulai membuka jalur Puncak dari Gunung Mas, Bogor, sampai Ciloto, Cianjur, Senin (19/2) pukul 12.00 WIB. Jalur ini sempat ditutup selama dua pekan pasca kejadian longsor di kawasan Gununt Mas, Riung Gunung dan Masjid Attawun pada Senin (5/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sejumlah warga terutama pedagang dan sopir angkot merasa lega jalur Puncak dari Gunung Mas sampai Ciloto dibuka kembali Senin (19/2), setelah sempat ditutup selama hampir dua pekan.

Sopir angkot Puncak-Cipanas Yadi (54 tahun) mengaku penghasilannya menurun drastis selama jalur Puncak ditutup dua pekan mulai dari arah Ciloto sampai Gunung Mas. "Pasti terasa dampaknya, selama dua pekan ini penghasilan narik ala kadarnya," katanya.

Ia mengatakan jika sehari-hari ia narik angkot sebanyak lima sampai enam rit, penghasilan yang didapatkannya Rp 120 ribu. Itu belum ditambah biaya setoran ke pemilik, dan uang bensin (BBM).

Menurutnya selama penutupan jalur ia hanya mampu membayar uang setoran sebesar Rp 50 ribu, dan sisanya untuk bensin serta setoran pemilik. "Cukup untuk uang jajan sekolah anak, sehari jajannya Rp 20 ribu," kata pensiunan pegawai bank tersebut.

Kini sejak jalur Puncak diujicoba untuk kendaraan roda empat khusus pribadi, angkot dan minibus, Yadi mulai semangat lagi mencari setoran, dan berharap penghasilannya kembali normal. Menurutnya, selama Puncak ditutup ia hanya bisa mengambil penumpang anak sekolah yang harus ia antarkan dari Cipanas ke arah Masjid At Ta'awun. Selanjutnya angkot tidak boleh melintas lagi.

"Tapi ada juga rezeki banyak karyawan yang kerja naik ojek dari Gunung Mas sampai At Ta'awun lanjut naik angkot," katanya.

Harapan perputaran ekonomi di kawasan Puncak kembali normal juga dirasakan oleh Umi (57) pemilik warung ubi Cilembu di Jl Raya Puncak dekat Riung Gunung. Menurut Umi, sudah dua pekan ia tidak melihat kendaraan mobil (roda empat) melintas di Jl Raya Puncak selama ditutup karena ada perbaikan pascalongsor.

"Alhamdulillah hari ini saya bisa liat mobil melintas lagi, rasanya senang bisa rame lagi," katanya.

Umi mengaku sudah berjualan selama 37 tahun di lokasi tersebut. Warungnya berada di sisi kanan jalan dari arah Gadog. Dan posisinya cukup aman dari kemungkinan longsor.

"Waktu kejadian longsor saya dengar suara gemurun, saya kira petir. Tahunya longsor. Warung yang terbawa longsor itu tetangga saya. Tahun ini longsornya cukup parah," katanya.

Selama dua pekan tidak berjualan, kini Umi mulai berbenah dan membuka warung ubi Cilembunya. Ia juga membersihkan bilik tempat istirahat pengunjung yang basah karena embun, serta mulai membakar ubi Cilembu untuk pembeli yang datang. Sudah dua pekan juga Umi tidak ke pasar untuk membeli kebutuhan dapur karena tidak ada angkot yang bisa digunakannya ke pasar.

"Yang ke pasar anak saya, belanjanya lebih dekat ke Cipanas," kata Umi.

Uji coba jalur Puncak diberlakukan mulai pukul 12.00 WIB, jalan yang tadinya ditutup dari Gunung Mas sampai Ciloto kini sudah bisa dilalui hanya untuk kendaraan roda empat pribadi dan minibus. Sedangkan kendaraan bus dan truk hanya bisa melintas sampai Taman Safari Indonesia dan tidak boleh melanjutkan perjalanan ke Ciloto.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement