Senin 19 Feb 2018 19:25 WIB

BMKG Sebut Sembilan Wilayah Berpotensi Tinggi Karhutla

Kesembilan wilayah itu mengalami curah hujan yang rendah.

Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjuk peta sebaran awan dan potensi hujan hasil penginderaan Satelit Palapa C2. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjuk peta sebaran awan dan potensi hujan hasil penginderaan Satelit Palapa C2. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyatakan sembilan wilayah berpotensi tinggi mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kesembilan wilayah itu mengalami curah hujan yang rendah.

"Di Indonesia beberapa wilayah sudah menunjukkan hampir 20 hari tidak ada hujan sehingga berpotensi karhutla," kata Deputi bidang Klimatologi BMKG Herizal di Jakarta, Senin (19/2).

Dia menjelaskan, daerah kategori mudah hingga sangat mudah terbakar yaitu sebagian wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur.

BMKG mencatat titik panas yang terpantau sejak 1-18 Februari 2018 tertinggi di Kalimantan Barat sebanyak 52 titik panas disusul Riau sebanyak 35 titik panas.

Selain itu juga tercatat lima titik panas di Aceh, satu di Babel, lima di Kepulauan Riau, satu di Sumatera Selatan, dan lima di Sumatera Barat.

Serta dua titik panas di Bengkulu, tiga di Kalimantan Tengah, enam di Sulawesi Selatan dan delapan di Sulawesi Tengah.

Dia menjelaskan, hingga akhir Januari 2018 hampir semua wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan sekitar 98,3 persen atau 342 Zona Musim (ZOM).

Namun 10 ZOM atau 0,9 persen masih mengalami musim kemarau yaiti terdapat satu ZOM di Jawa, tujuh ZOM di Sulawesi dan dua ZOM di Maluku.

Sampai awal Februari 2018, sebagian besar Sumatera dan Kalimantan bagian barat dan utara, Sulawesi bagian tengah NTT, Maluku dan Papua curah hujan di bawah normal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement