Senin 19 Feb 2018 17:12 WIB

Warga Korut di Kanada Hadapi Ancaman Deportasi

Kanada telah memulangkan 2.000 Pencari Suaka Asal Korut.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
HAM untuk imigran/pengungsi dari Korea Utara (ilustrasi)
HAM untuk imigran/pengungsi dari Korea Utara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Pada Januari lalu, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan, negaranya akan menerima orang-orang yang melarikan diri dari penganiayaan, teror, perang dari negara lain. 

 

Namun sebuah laporan yang dirilis Aljazirah pada Ahad (18/2), menunjukkan Kanada ternyata telah mendeportasi sejumlah pencari suaka asal Korea Utara (Korut).

Aljazirah melaporkan, sejak 2013, Kanada telah memulangkan hampir 2.000 pencari suaka Korut. Para imigran yang mayoritas membawa formulir permohonan suaka palsu ini, menyebut deportasi Kanada sebagai surat perintah kematian.

"Deportasi berarti kematian bagi saya. Saya datang jauh-jauh ke sini untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dan keluarga saya telah menyesuaikan diri dengan baik di Kanada. Berpikir bahwa kami akan terpisah, telah menghancurkan hati saya," ujar Taegun Kim yang tiba di Kanada bersama istri dan dua anaknya 11 tahun lalu.

Laporan tersebut juga mengungkapkan seorang pengacara telah bertemu dengan pejabat pemerintahan Kanada untuk mengajukan banding ke Kementerian Imigrasi agar imigran Korut tetap tinggal dengan alasan belas kasih. Sejauh ini, belum ada jawaban dari pemerintah.

Global News melaporkan, pada November lalu Badan Imigrasi, Pengungsi, dan Kewarganegaraan Kanada mengirimkan 150 surat kepada warga negara Korut di negara tersebut. Surat itu menjelaskan bahwa pemerintah khawatir dengan pemberian suaka kepada mereka.

Global News, mengutip sensus 2016, mengatakan ada sekitar 970 warga Korut di Kanada, yang setengahnya tiba sebelum 1980. Imigran Korut tersebut tidak akan dideportasi ke Korea Selatan (Korsel).

Trudeau selama ini selalu membanggakan keberhasilan kebijakan pengungsi Kanada. Dia bereaksi terhadap larangan Presiden AS Donald Trump terhadap warga dari negara-negara mayoritas Muslim untuk memasuki AS, dengan menyambut para pengungsi itu di Kanada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement