REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menargetkan pembangunan kolam retensi atau kolam yang dapat menampung atau meresapkan air sementara di kawasan Cibuluh, Bogor, bisa selesai akhir tahun. Kolam ini diharapkan bisa membantu menangani permasalahan banjir di Bogor maupun Jakarta.
Kepala Dinas PUPR Kota Bogor, Chusnul Rozaqi, menjelaskan, kolam retensi yang akan dibangun seluas 7.000 meter persegi itu bertindak sebagai penampung air. "Kapasitasnya, sekitar 21ribu meter kubik air," ujarnya saat dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (19/2).
Chusnul belum mengetahui seberapa efektif kolam retensi ini mampu mengantisipasi banjir. Tapi, ia memastikan, kolam retensi akan mengurangi jumlah air yang mengalir dari Bogor ke Jakarta.
Terkait pembangunan kolam di Cibuluh, Chusnul menjelaskan, perkembangannya sudah sampai tahap review desain untuk dimasukkan ke proposal. "Setidaknya, akhir bulan sudah selesai proposal yang dilanjutkan dengan lelang," ucapnya.
Pembangunan kolam retensi di Cibuluh ini akan mendapat bantuan dana dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Sekitar Rp 10 miliar akan masuk ke Pemkot Bogor pada pertengahan Maret agar pembangunan bisa segera dimulai.
Tidak berhenti di tahun ini, Chusnul menjelaskan, pembangunan kolam retensi akan dilanjutkan pada tahun depan. Bukan pembangunan dari nol, melainkan memanfaatkan situ yang sudah ada. Ada tiga titik, yakni di Situ Anggalena, Situ Bogor Raya dan Situ Gede.
Menurut Chusnul, ketiga situ tersebut sudah menjalankan fungsinya sebagai penampungan air namun belum maksimal. Pada tahun depan, tiga situ akan diperbaiki dengan cara dinormalisasi agar kapasitas tampung bisa maksimal.
Selain tiga titik tersebut, Chusnul memperkirakan kolam retensi akan dibangun di area pemukiman Kampung Bebek, Bogor, yang menjadi langganan banjir saat intensitas hujan tinggi. "Untuk daerah ini akan kami usulkan dulu," tuturnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, Erna Hernawati, menjelaskan, pengajuan kolam retensi sudah dilakukan sejak tiga tahun belakang. Setelah 2016 dan 2017 tidak dapat, kerja sama terjalin pada tahun ini setelah Pemprov DKI melakukan assesment.
Tidak hanya kolam retensi, Pemkot Bogor akan mengajukan kerja sama untuk pembangunan turap, sumur resapan dan penyediaan alat berat. "Semua tergantung assesment dari mereka," ujar Erna di sela kunjungan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, ke Bogor, Senin (12/2).
Erna belum mengetahui nominal yang akan diajukan Pemkot Bogor ke Pemprov DKI Jakarta untuk kerja sama tahun depan. Tapi, ia berharap nominalnya akan lebih besar, mengingat kebutuhan yang lebih banyak.