Ahad 18 Feb 2018 12:32 WIB

Aktivis Ini Mengaku Pendiri Presidium Alumni 212

Pria berkacamata ini juga dikenal sebagai kritikus yang anti-terhadap penguasa.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Faizal Assegaf
Foto: Republika/Muhyiddin
Faizal Assegaf

REPUBLIKA.CO.ID,  Apa yang disampaikannya terdengar sistematis, walaupun terkadang tak berdasar. Dia juga cukup berani melontarkan kritikan pedas terhadap kelompok-kelompok yang tidak disukainya dalam Presidium Alumni 212. Jiwa sebagai aktivis 1998 sepertinya masih melekat pada dirinya.

Pria berkacamata ini juga dikenal sebagai kritikus yang anti-terhadap penguasa. Baik terhadap pengusa pada masa pemerintahan SBY-Budiono maupun pemerintahan Jokowi-JK saat ini.

Dia adalah Faizal Assegaf. Salah seorang aktivis yang mengaku menjadi bagian pendiri Presedium Alumni 212. Identitsnya muncul pada Selasa (17/2) kemarin. Saat itu, dia menjadi pembicara dalam diskusi bertema 'Isu Kedatangan Habib Rizieq dan Potensi Gaduh di Tahun Politik' di Jakarta. Dalam diskusi itu, Faizal cukup tegas dalam menyampaikan paparannya terkait isu kedatangan Habib Rizieq ke Tanah Air.

Faisal Assegaf, selama ini, memang dikenal sebagai aktivis yang sering menyampaikan kritikan-kritikan melalui berbagai aksi demonstrasi ataupun melalui tulisan di media sosial. Ketua LSM Progres 98 ini bahkan kerap mempublikasikan tulisan dengan konten yang berpotensi menimbulkan adu domba.

Faizal mencoba menampakkan dirinya sebagai aktivis yang idealis. Namun, tidak sedikit juga warganet yang mencacinya karena terlalu garang menyampaikan kritikan terhadap siapapun.

Berdasarkan penelusuran Republika.co.id, Faizal juga pernah menjadi bloger kompasiana yang terdaftar pada 4 Januari 2010. Namun, karena tulisan-tulisannya, ia pun mendapat suspend dari admin kompasiana hingga saat ini.

Baru-baru ini, dia muncul kembali ke area publik dan mengaku sebagai salah satu pendiri Preseium Alumni 212. Bahkan, ia mengklaim, bahwa dirinyalah yang menginisiasi presidium tersebut.

"Pada awal April 2017 itu saya sendiri menginisiasi Presidium 212," ujar Faizal saat menjadi pembicara dalam diskusi bertema 'Isu Kedatangan Habib Rizieq dan Potensi Gaduh di Tahun Politik' di Jakarta, Selasa (17/2).

Selain itu, dia juga mengaku, kerap berdiskusi dengan Habib Rizieq. Bahkan, pada saat Habib Rizieq akan 'melarikan diri' ke Arab Saudi, menurut dia, petinggi FPI tersebut sempat meminta sarannya.

"Sehari sebelum meninggalkan Jakarta, sore hari saya datang ke Petamburan menemui beliau. Beliau bertanya kepada saya besok ada panggilan ke Polda tentang kasus-kasus yang menjerat, apa pendapat Anda?," cerita Faizal.

Saat itu, Faizal pun menyarankan agar Rizieq tidak datang dan ditunda dulu, sehingga tidak ada mobilisasi massa ke Polda. "Datang saja dengan pengacara. Beliau (Rizieq) menjawab kalau Anda mengusulkan tidak datang, ya saya istikharah," tururnya

Sejak awal Februari 1990, Faizal sudah menetap di Jakarta dengan visi dan sikap politik: perlunya pendekatan revolusioner untuk membangun Indonesia yang orisinil dan beradab". Namun, belum banyak data yang bisa menguak tentang sosok aktivis yang satu ini. Karena, pada saat aksi 212 yang digelar di Monas, Faizal pun juga tidak pernah tampil di ruang publik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement