Sabtu 17 Feb 2018 18:27 WIB

Sudirman Said Targetkan Angka Kemiskinan Jateng Menurun

Sudirman Said mengatakan tidak ada yang sulit dalam menurunkan angka kemiskinan

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Bilal Ramadhan
Bakal calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said menyampaikan keterangan terkait sejumlah kandidat bakal cawagub pendampingnya untuk Pilkada Jawa Tengah di Jakarta, Selasa (2/1).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Bakal calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said menyampaikan keterangan terkait sejumlah kandidat bakal cawagub pendampingnya untuk Pilkada Jawa Tengah di Jakarta, Selasa (2/1).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Calon Gubernur Jawa Tengah Tengah, Sudirman Said menegaskan akan memangkas angka kemiskinan di Jawa Tengah yang hingga saat ini masih bertahan dua digit. Hal ini ditegaskannya di hadapan ratusan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) peserta rakorda PKS Kabupaten Semarang di gedung pertemuan Pusat Industri Kecil dan Kerajinan (PIKK), Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Sabtu (17/2).

Menurut Sudirman, jika dirinya diberikan amanah memimpin Jawa Tengah, ia akan memangkas angka kemiskinan yang saat ini masih mencapai angka13 persen di Jawa Tengah. Dalam waktu lima tahun, angka kemiskinan ini harus turun menjadi 6 persen.

Caranya dengan menciptakan 100 usaha baru di tiap kecamatan, kemudian menumbuhkan satu juta wirausahawan perempuan. "Upaya ini diharapkan akan membuka lima juta lapangan kerja baru. Banyak yang pesimis, tapi insya Allah kita bisa melakukannya," kata mantan Menteri ESDM tersebut.

Menurut Sudirman, memangkas kemiskinan tidaklah sulit. Yang diperlukan hanyalah seorang manajer yang mampu mengelola sumber daya alam dan manusia di Jawa Tengah untuk kemudian memanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.

 

Dengan pengalaman profesionalnya memimpin sejumlah lembaga, baik swasta maupun BUMN, Sudirman meyakini akan dapat menyelesaikan persoalan kemiskinan di Jawa Tengah. Pengalamannya saat menjadi bagian dari Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias, telah berhasil mengelola pembangunan 125 ribu rumah dalam waktu empat tahun.

"Semua proses ini saya lakukan di tengah keterbatasan dalam banyak hal, akibat dampak bencana tsunami di Nangroe Aceh Darussalam, 13 tahun silam," tambahnya.

Ia juga menyampaikan, menjadi kepala daerah tidak sesulit menjadi eksekutif perusahaan. Eksekutif perusahaan uang harus cari sendiri, sementara kepala daerah anggaran disiapkan, birokrat pendukung juga ada, tinggal melaksanakan program.

"Jadi semua disiapkan, tinggal jalan. Jadi kalau bekerja semata untuk kepentingan rakyat, tidak ada yang sulit. Termasuk memberantas kemiskinan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement