Jumat 16 Feb 2018 04:06 WIB

BPJT Siapkan Konsep Penyatuan Moda Transportasi Dukuh Atas

Kawasan Dukuh Atas akan jadi simpul transportasi berbagai moda.

Red: Nur Aini
Bus Transjakarta di halte Dukuh Atas, Jakarta, Jumat (8/4).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Bus Transjakarta di halte Dukuh Atas, Jakarta, Jumat (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) akan membenahi integrasi antarmoda transportasi di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat yang diprediksi menjadi titik berkumpul paling besar dari berbagai angkutan umum.

Kepala Subdirektorat Perencanaan Program BPTJ, Tonny Agus Setiono, mengatakan Kawasan Dukuh Atas nantinya akan menjadi simpul transportasi dari pemberhentian berbagai moda, yakni MRT, LRT, KA Bandara, KRL Commuter Line, dan Bus Transjakarta.

"Kami menginginkan antarmoda kereta api dan jalan berada di satu lokasi, tapi di Dukuh Atas semuanya terpisah, LRT, KRL, bus tidak bisa jadi satu. Kami siapkan konsep untuk menyatukan itu semua," kata Tonny Dalam diskusi yang digelar oleh Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), di Jakarta, Kamis (15/2).

Ia menjelaskan konsep interkoneksi transportasi tersebut dilakukan dengan membangun jembatan pejalan kaki "pedestrian bridge". Sehingga, masyarakat pengguna angkutan umum dapat difasilitasi dengan sistem transportasi yang sudah terpadu. Ada pun target BPTJ pada 2029, salah satunya meminimalisasi penggunaan kendaraan pribadi dan meningkatkan jumlah penumpang angkutan umum hingga 60 persen, dari saat ini yang baru sekitar 24 persen.

Menurut Tonny, peran terbesar untuk meningkatkan jumlah penumpang tersebut adalah melalui transportasi kereta yang diperkirakan bisa mengangkut 1,2 juta orang per harinya. Oleh karena itu, BPTJ segera membenahi agar tranportasi kereta bisa terhubung langsung dengan angkutan lainnya sehingga memudahkan pengguna.

"Kalau ada kemudahan, orang akan gunakan angkutan umum, tetapi kalau tidak terhubung akan susah. Jalan lagi jauh dan repot, akhirnya mereka memilih angkutan 'online', padahal kami ingin mereka menggunakan angkutan umum," kata Tonny.

Selain integrasi antarmoda, BPTJ juga menata pengembangan kawasan berbasis transportasi "Transit Oriented Development" (TOD) di Dukuh Atas yang menyediakan konektivitas fasilitas pejakan kaki dan pesepeda menuju gedung penghubung.

BPJT mencatat rata-rata penumpang angkutan umum mencapai 833.675 orang pada hari kerja dan 613.093 penumpang pada akhir pekan. Jumlah penumpang harian tertinggi pada 2017 mencapai 1.065.522 orang pada 19 Juni 2017.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement