REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Calon gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) sempat tersesat saat memanfaatkan hari pertamanya kampanye, Kamis (15/2). Gus Ipul tersesat ketika menuju tempat wisata hutan Bambu Boon Pring di kawasan pelosok Kabupaten Malang bagian selatan.
"Tidak semua kampanye harus dilakukan dengan mengumpulkan banyak orang. Kampanye seperti ini menarik, mengunjungi daerah-daerah pelosok Jatim sampai tersesat begini," ujarnya sembari tertawa di sela perjalanan.
Tempat tujuan seharusnya adalah di Desa Andeman, Turen Malang, yang harus ditempuh dengan menyusuri jalan sempit, bahkan naik dan turun bukit. Insiden tersesat sempat terjadi saat hendak mampir ke Pondok Pesantren Miftahul Huda, Mojosari, Kepanjen, waktu itu rombongan yang sudah terkanjur masuk di salah satu desa harus berhenti dan bertanya kepada warga setempat.
Perjalanan paling seru dialami Gus Ipul saat menuju Boon Pring yang lokasinya 20 kilometer dari Turen yang jalurnya melintasi perbukitan, menuruni lembah, hingga menyisir punggung-punggung bukit. Termasuk berjalan di pinggir bibir tebing, bahkan semakin berat saat hujan turun deras.
Sekitar 400 meter dari lokasi, jalanan tak memungkinkan lagi untuk dilewati mobil. Sehingga, memaksa Gus Ipul harus turun berjalan kaki dan harus rela kakinya berjibaku dengan lumpur.
"Justru dengan ini tahu bagaimana tinggal di sini. Tentu saja tak hanya lewat dan diam, tapi ke depan harus mendapat perhatian," ucap pasangan Puti Guntur Soekarno di Pilkada Jatim tersebut.
Boon Pring adalah kawasan wisata yang dikembangkan secara mandiri oleh warga, dipayungi oleh BUMDes yang mengelola lahan seluas 36,8 hektare untuk menanam kembali bambu-bambu dengan total lebih dari 60 jenis bambu Nusantara dan luar negeri dari sebelumnya 16 jenis. Tak hanya ke kawasan wisata Boon Pring, hari pertama masa kampanye juga dimanfaatkannya untuk sowan ke Pondok Pesantren Miftahul Huda, Mojosari.
Kemudian, ia juga menyempatkan berkunjung ke pabrik rokok Toppas di Karang Ploso, Malang yang memiliki ribuan buruh pabrik sekaligus mendengar aspirasi para buruh yang selama ini mendedikasikan diri untuk kemajuan produksi olahan tembakau sehingga harus ditingkatkan kesejahteraannya.