Kamis 15 Feb 2018 17:47 WIB

Jokowi Berharap Rakyat tak Terpecah di Tahun Politik

Berbeda pilihan tak masalah, namun harus tetap rukun.

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo (kanan) menyerahkan secara simbolik Kartu Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Lapangan Syech Yusuf, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (15/2).
Foto: Antara/Yusran Uccang
Presiden Joko Widodo (kanan) menyerahkan secara simbolik Kartu Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Lapangan Syech Yusuf, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (15/2).

REPUBLIKA.CO.ID, TAKALAR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan agar rakyat tidak terpecah dan tetap mengutamakan persatuan dalam menghadapi tahun politik.  Jokowi mengatakan, Indonesia adalah negara besar dengan 17 ribu pulau, lebih dari 1.100 bahasa daerah dan 514 kabupaten/kota.

Untuk itu, kata ia,  jangan sampai karena pemilihan presiden, pemilihan bupati dan pemilihan gubernur menjadi retak dan pecah.  "Jangan! Itu hanya lima tahun sekali dan itu pilihan politik. Nggak apa-apa. Antartetangga beda nggak apa-apa, tapi habis itu rukun kembali," katanya dalam acara Penyerahan Sertifikat Tanah Gratis di Makassar, Kamis (15/2).

Menurutnya, terlalu besar pengorbanan para pejuang jika hanya karena pilihan politik yang merupakan bagian dari demokrasi, rakyat sampai terpecah. "Ukhuwah islamiyah dan wathaniyah kita juga harus kita perkuat," ujarnya.

Dia menggambarkan bangsa Indonesia yang terbentang dari Sabang ke Merauke, dari Rote hingga Miangas memiliki adat budaya yang berbeda. Indonesia mempunyai ratusan suku dengan ribuan pakaian yang berbeda.  "Beragam tapi alhamdulillah kita dan insya Allah sampai kiamat negara ini tetap satu dalam menjaga persaudaraan dalam bingkai NKRI," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement